Sampang, suaraindonesia-news.com – Puluhan mahasiswa yang mengatas namakan Koalisi Mahasiswa Sampang (KWASA) kembali melakukan aksi unjuk rasa dan pemblokiran jalan tepatnya di depan kantor bupati Fanan hasib.
Dalam aksinya kali ini KWASA menuntut agar pemerintah daerah (pemkab) secepatnya mengusir PT Dumas lantaran belum memiliki ijin AMDAL.
Padahal aktifitas pengerjaan mega proyek tersebut sudah berjalan dan meresahkan masyarakat sekitar, selain itu kegiatan pengerukan tanah yang di lakukan pihak PT Dumas berbarengan dengan musim hujan sehingga dapat merusak ekosistem di pantai Sereseh yang menjadi lahan penghidupan para nelayan di kecamatan paling barat, di Kabupaten Sampang tersebut.
“Kami meminta agar bupati segera mengusir investor nakal yang tak lain adalah PT Dumas, kami juga meminta agar pejabat yang bermain di dalam masalah ini di pecat,”teriak Erfan yulianto koordinator lapangan (korlap) KWASA kamis (25/4/2013).
Selain berorasi, puluhan mahasiswa ini juga membagikan selebaran yang berisi bahwa masuknya PT Dumas dalam mega proyek itu, di tuding adanya sekandal di kalangan pemangku jabatan.
“Bupati harus mementingkan rakyat dari pada investor, kalau bisa. Delete aja karena PT Dumas ini, sebab sudah membohonggi publik karena PT Dumas pernah mengatakan di salah satu media massa bahwa ijin AMDALnya akan keluar april, tapi Sampai sekarang baik KP3M dan BLH saling tumpang tindih bahkan saling menyalahkan,”teriak para demostran.
Sekedar di ketahui, puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam wadah KWASA ini, sudah melakukan Aksi unjuk rasa dua kali terkait penolakan pembangunan galangan kapal di Kecamatan Sereseh Kabupaten Sampang.
Sebelumnya KWASA juga menuntut agar DPRD Sampang segera bertindak dan menghentikan kegiatan PT. Dumas Tanjung Perak Shipyard, yang di tuding bermasalah lantaran belum memiliki izin Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dalam proses pembangunan galangan kapal di desa Labuhan Kecamatan Sreseh tersebut.
Pantauan beritajatim.com Usai melakukan orasi dan membagikan selebara puluhan massa itu membubarkan diri dengan tertip.
Reporter : Tim