KOTA BATU, Suara Indonesia-News.Com – Gebrakan Eddy Rumpoko, Walikota Batu, menjadikan kota Batu sebagai Kota Wisata terus diwujudkan , kali ini ia menawarkan kepada investor untuk berinvestasi di kota Batu, untuk membangun kereta gantung tahun 2016.
Sebab kata dia, untuk membangun kereta gantung dengan nilai miliaran rupiah tidak akan membebankan pada biaya APBD tahun 2016, tapi murni pengelolahanya oleh pihak swasta. Pemkot Batu hanya menfasilitasi pembangunan tersebut
Menurut dia, investasi pada bidang pariwisata saat ini sangat menjanjikan selain akan mendukung sektor pariwisata juga akan mendukung ivestasi lainnya. Seperti investasi di bidang perhotelan, villa, tempat hiburan, rumah makan dan perumahaan.
Karena hingga kini belum ada investor yang ingin membangun jaringan kereta gantung di Kota Batu.
“Investasi di bidang itu sangat menarik. Lokasinya banyak pilihan. Bisa menghubungkan alun-alun Kota Batu dengan obyek wisata yang ada. Atau menyusuri lereng Gunung Panderman dan lainnya,”ujar Walikota Batu yang biasa disapa ER ini
Pernyataan Ketua DPC PDIP Kabupaten Malang ini, untuk menindak lanjuti rencana Duta Besar Indonesia untuk Swiss, Djoko Susilo yang merencanakan mempertemukan para investor Swiss dengan Gubernur Jatim, Soekarwo. Investor Swiss tertarik berinvestasi di Jatim, terutama di wilayah Malang Raya (Kota Batu, Kota Malang dan Kabupaten Malang). Untuk tahap awal investor dari Eropa itu sudah menyiapkan anggaran Rp500 miliar.
Berikutnya, kalau investasinya menguntungkan, modalnya akan dinaikkan menjadi Rp1 triliun. Yang ingin dijajaki lebih awal adalah membangun pabrik pengolahan limbah atau sampah rumah tangga menjadi bahan bakar yang ramah lingkungan.
ER berpandangan, kereta gantung yang dibangun investor, bisa dimanfaatkan juga sebagai sarana transportasi massa. Misalkan, warga yang berlibur ke alun-alun Kota Batu ingin mengunjungi Selecta, tidak perlu naik kendaraannya lagi. Cukup naik kereta gantung dari alun-alun ke Selecta.
“Beberapa investor memang pernah mau menanamkan modalnya di bidang itu. Mungkin sekarang ini masih menghitung kebutuhan biaya, menentukan lokasinya dan menghitung risiko investasinya dulu,” ungkap ER, Senin malam (19/10).
Untuk penentuan lokasi, Eddy masih belum mempublikasikan kepada masyarakat umum, ia kwatir jika diumumkan sekarang, masyarakat menjual tanahnya dengan harga gila-gila an, terlalu mahal dan seenaknya yang tidak sesuai dengan harga pasaran. (Adi Wiyono).