SUMENEP, Selasa (30/6/2020) suaraindonesia-news.com – Kasus penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Sembako Desa Jambu, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. E-Warong Desa setempat Diduga permainkan harga, Tikor dan TKSK diduga kompak tutup mata.
“Tikor juga menyamapaikan ke agen mas. Agen itu harus mandiri begitu mas. Yang terpenting kualitas dan kuantitas barang mengikuti pasar. Karena sudah di sampaikan harus pakai mekanisme pasar mas. Selain itu soal keuntungan, selebihnya dapat itu mas,” kata Faidi TKSK Kecamatan Lenteng, Sabtu (27/6).
Pernyataan Faidi selaku TKSK Kecamatan Lenteng yang mengatakan kualitas dan kuantitas barang mengikuti pasar, ini berbanding terbalik dengan keadaan di lapangan khususnya e-Warong yang ada di Desa Jambu yang menjual beras kepada KPM dengan harga mahal. Yang mana menurut keterangan suami dari penanggung jawab e-Warong tersebut. Mengaku mendapat harga beras dari supplier dengan harga 112,000 untuk beras 10 kg dan dijual kepada KPM dengan harga 123,000. Sedangkan beras yang 5 kg seharga 56,000 naik menjadi 61,500.
H. Edi selaku Tikor Kecamatan Lenteng saat dikonfirmasi, terkait kasus penyaluran BPNT di Desa Jambu yang diduga e-Warongnya mengambil keuntungan tinggi dengan cara menaikkan harga, Selasa (30/6).
Dalam hal itu, Tikor saat dihubungi melalu whatsapp hanya berdering bahkan tidak diangkat. Lalu dihubungi melalu via chat whatsapp tidak dibalas justru hanya lihat saja centang dua warna biru. Dengan keadaan demikian Tikor dan TKSK kuat dugaan bahwa keduanya kompak tutup mata dalam kasus penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Sembako Desa Jambu.
Reporter : Dayat
Editor : Amin
Publisher : Ela