SURABAYA, Kamis (27 Juli 2017) suaraindonesia-news.com – Kurang lebih seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar Aksi Demonstrasi di kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Surabaya, Kamis (27/07).
Aksi kali ini dilakukan dalam rangka menolak adanya penerapan Full Day School yang rencananya akan diterapkan oleh Pemerintah kepada sekolah-sekolah di Indonesia, karena dianggap tidak tepat dan banyak merugikan pendidikan itu sendiri.
Khususnya dalam pembentukan karakter bagi anak didiknya seperti yang disampaikan oleh salah satu orator aksi yang menyebut dirinya Jabir. Baca Juga: Bule Asal Belanda Diringkus Satreskoba Polresta Denpasar
“Ini pola Full Day School tidak tepat untuk diterapkan di Indonesia, khususnya di Surabaya, karena banyak mudaratnya, terutama pada pendidikan karakter anak-anak,” katanya.
Jabir juga berharap Full Day School ini akan mematikan Madrasah Diniyah (Madin) yang ada, padahal Madin adalah gudang dari keilmuan kegamaan yang menjadi penggerak dalam pembentukan Karakter anak, karena disini diajari tatanan ibadah dan budi pekerti
“Dengan adanya Full Day School, maka secara tidak langsung akan mematikan Madin yang saat ini kita tahu, dilembaga itulah peserta didik diajari budi pekerti,” imbuhnya dalam orasi.
Dalam Aksi Demonstrasi ini direspon langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Bapak Iksan, dimana dibuat semacam audensi yang diwakili beberapa perangkat dan peserta aksi.
Uniknya dalam dialog dengan Kepala Disdik itu, ia tidak memahami secara detail pola teknis Full Day School itu sendiri, padahal dikota Surabaya sudah ada beberapa sekolah yang nenerapkan Full Day School, seperti yang disampaikan oleh Korlap Aksi, Hefni Yanto ketika kembali kebarisan massa aksi.
“Ironis, juga menggabarkan kebobrokan dilembaga ini, masa Kepala Dinas Pendidikan saja tidak paham dengan pola teknis Full Day School itu sendiri, saya juga heran ini,” tegasnya.
Alasan lain juga yang jadi penolakan dalam aksi kali ini, walau ada sebagian yang sudah menerapkan Full Day School yang biasa di dalamya ada kolaborasi keagaamaannya.
Tapi biasanya biaya sekolah itu mahal, dan tidak terjaungkau bagi peserta didik yang kehidupan ekonomi keluarganya miskin.
Berikut tuntutan aksi demonstrasi oleh Pengurus Cabang PMII Kota Surabaya:
1. Tolak full day school kebijakan mendikbud no 23 tahun 2017
2. Perjellas teknis sekolah full day school.
3. Mensosialaisasikan kepada sekolah-sekolah bahwa kebijakan mentri ini belum sepenuhnya bisa di terapkan
Aksi kali ini dimulai sekitar pukul 10.00 Wib dan berakhir pukul 02.00 Wib secara tertib dan damai dengan pengawalan ketat pihak aparat Kepolisian setempat. (Hasan)