Mantan Teroris, Ikrar Setia dan Cinta NKRI di Lamongan - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Berita UtamaPeristiwa

Mantan Teroris, Ikrar Setia dan Cinta NKRI di Lamongan

×

Mantan Teroris, Ikrar Setia dan Cinta NKRI di Lamongan

Sebarkan artikel ini
IMG 20170721 225004
Para mantan napi terorisme saat mengucapkan ikrar setia pada NKRI di Tenggulun, Lamongan, Jumat (21/7/2017). Foto: Wafa/SI

LAMONGAN, Jumat (21Juli 2017) suaraindonesia-news.com – Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian, yang juga mantan kombatan Ali Fauzi, memandu belasan rekannya mantan kombatan dan napi terorime (napter) mengucap sumpah setia pada Negara Kesatuan Indonesia (NKRI).

Narasi ikrar setia yang berbunyi, bersama cegah terorisme, kami cinta Indonesia, merawat ukhuwah, merajut perdamaian, hidup Indonesia, dibacakan saat Dialog Kebangsaanan pada Peresmian dan Penggunaan Ibadah, di Komplek Masjid Baitul Muttaqien Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan Jumat (21/07).

Di antara mantan teroris yang hadir, antara lain KH Ghozali, komandan perampokan Bank CIMB, Rambo yang dua kali masuk penjara karena menembak polisi, Yudi mahasiswa IPDN, dan Sofyan penembak polisi yang oleh Ali Fauzi disebut sebagai anggota polisi murtad.

“Ini adalah sebuah upaya merubah mindset, perilaku. Dulu berlawanan dengan polisi sekarang berkawan. Dulu ingin runtuhkan NKRI, sekarang ingin bangun NKRI bersama sama,” ujarnya. Baca Juga: BNPT Resmikan Pusat Dakwah Moderat Dikampung Amrozi CS

Ali Fauzi mengungkapkan Yayasan Lingkar Perdamaian, didirikan mantan napi terorisme (napiter) dan mantan kombatan berawal dari keprihatinan, napiter yang keluar penjara, masih melakukan tindakan teror lagi.

Rupanya, menurut dia, mereka begitu karena ketika ke luar penjara, masih bergabung dengan komunitas lama.

“Yayasan ini menjadi bagian dari alternatif pembinaan napiter. Tidak mudah mengubah mindset dan ideologi kekerasan, tapi sekarang kami cinta dan setia pada NKRI,“ kata dia.

Baca Juga :  Danrem 011 Lilawangsa dan Kadistan Aceh Tengah Sepakati Adendum

“Tidak ada orang baik yang tidak punya masa lalu, tidak ada orang jahat yang tidak punya masa depan. Setiap orang punya memiliki kesempatan yang sama, untuk berubah menjadi baik, bagaimanapun masa lalunya, bagaimanapun jahatnya dia, berilah mereka kesempatan untuk berubah, “ katanya menambahkan.

Sementara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol Suhardi Alius menyebuit program di Tenggulun itu bagian dari upaya untuk uraikan masalah, kenapa ada masyarakat yang menjadi radikal.

“Pak Deputi 1 Abdul Rahman, saya titip, agar bergabung di sini (Tenggulun) dan berikan program-program. Pak Bupati, tolong setiap minggu agar ada (petugas) dari Dinas Pendidikan untuk hadir di sini, memberikan materi kebangsan,” pintanya.

Wantimpres Mayjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto yang juga hadir di Tenggulun berharap, Masjid Baitul Muttaqien benar-benar lahirkan bibit Islam yang damai.

“Yang dilakukan BNPT dengan soft power approach ini menarik dan sangat di apresiasi dunia. Pembangunan seperti ini, amal jariyah, agar juga dilakukan di tempat-tempat lain, “ pesan dia.

Inisiasi BNPT itu, juga mendapat perhatian dari Menlu Retno Marsudi. Dalam kunjungan pertamanya ke Lamongan ini, dia menguraikan bagaimana harapannya agar program perdamaian seperti di Tenggulun itu bisa sukses.

“Satu kata utama yang sering dipakai dalam perjuangan politik luar negeri Indonesia, adala perdamaian. Dunia internasional sangat menghargai peran Indonesia dalam perdamaian dunia, “ katanya.

Dia menceritakan komunikasinya dengan Menlu Jordania dua malam lalu. Mereka berdua, sama-sama mengkhawatirkan situasi keamanan di kompleks Masjid Al Aqsa Palestina.

Baca Juga :  Dihari Kedua Kegiatan TMMD : Bangun Jalan Pengerasan Sepanjang 5,4 KM

“Saya tentunya mengecam pembatasan akses umat Islam beribadah di Masjid Al Aqsa. Saya juga menyampaikan pentingnya, segera dikembalikan keamanan di kompleks Masjid Al Aqsa. Pesan yang sama saya sampaikan ke sekjen OKI, karena isu Palestina ada di jantung politik luar negeri indonesia,“ lanjut dia.

Sedangkan pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafi’i Ma’arif mengatakan ISIS adalah puncak dari arabisme yang salah arah, misguided arbsm. Dan orang-orang yang mengikuti itu, sebutBuya, tidak besa membedakan arabisme dan Islam yang cinta damai.

Dunia Islam di arab, lanjut dia, sekarang berdarah darah, perang saudara, saling membunuh, yang tidak sefaham meski seagama dianggap musuh. Ini kata dia adalah rongsokan peradaban arab yang sedang kalah.

“Ali Fauzi, Ali Imron adalah orang hebat yang kini diarahkan ke arah positif oleh BNPT, untuk menebarkan rahmat bagi alam semesta. Pendekatan hati oleh Kepala BNPT ini luar biasa. Sehingga yang menerima juga hati, “ imbuh dia.

Bupati Lamongan Fadeli mengatakan salah satu faktor yang menimbulkan radikalisme adalah persoalan ekonomi, sehingga Pemkab Lamongan terus mendorong pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Lamongan.

“Lamongan adalah lumbung pangannya Jatim dan nasional, dan kami saat ini sedang fokus di bidang pertanian untuk mengingkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Fadeli. (Wafa)