Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Peristiwa

BNPT-FKPT Ajak Perempuan Jambi Tolak Terorisme Dan Radikalisme

Avatar of admin
×

BNPT-FKPT Ajak Perempuan Jambi Tolak Terorisme Dan Radikalisme

Sebarkan artikel ini
IMG 20170420 175705
Kegiatan rembuk kebangsaan perempuan pelopor perdamaian

Reporter : Inro
JAMBI, Kamis (20/4/2017) suaraindonesia-news.com – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Pusat RI dan Forum Koordinasi Penanganan Terorisme (FKPT) Provinsi Jambi ajak perempuan tolak radikalisme dan terorisme, Kamis (20/04) Hotel Oduo Weston.

Kegiatan rembuk kebangsaan perempuan pelopor perdamaian tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua FKPT Jambi, Lukman Jafrie. Turut mendampingi, Inspektur BNPT, Dr. Amrizal, Mewakili Danrem 042 Gapu, Iman Syafei.

Dikatakan Lukman Jafrie, melalui rembuk kebangsaan perempuan pelopor perempuan di jambi dengan majelis kebangsaan untuk memberantas terorisme dan radikalisme.

“Bentuk terorisme dan radikalisme sudah ada di Indonesia dari Orde lama, orde baru hingga sekarang tidak pernah hilang dari Indonesia,” jelasnya.

Baca Juga :  Pemkot Balikpapan Bongkar Gelanggang Judi Sabung Ayam di KM 13 Kariangau

Para pelaku terorisme tersebut selalu dapat diberantas serta pelakunya dipenjarakan, agar tidak terulang lagi.
Malah di era reformasi di Indonesia ini semakin menjadi-jadi akan keberadaanya, serta membawa dampak yang sangat luar biasa, dan menjadi perhatian dunia.

Untuk itu kegiatan rembuk kebangsaan ini mengajak kaum perempuan untuk bisa berperan untuk memberikan pehamanan kepada anak-anaknya tidak berbuat kejahatan.

“Paham radikalisme terorisme tidak melihat dan memilah dalam menjalankan aksinya dalam merekrut anggotanya, baik pemuda, anak-anak, perempuan, laki-laki, muda dan tua,” ketusnya.

Sementara itu ditambahkan Amrizal, karena kelompok teror selalu bergerak dinamis mengadaptasi perubahan lingkungan strategis baik lokal, nasional, maupun global.

Baca Juga :  Perekonomian Warga Terpuruk, Walikota Batu Buka Kembali Tempat Wisata

“Berbagai kebijakan yang diambil negara dalam pengalaman menanggulangi terorisme telah menyadarkan kita bersama bahwa terorisme bukan persoalan pelaku, jaringan, sasaran, dan aksi brutalnya saja. Terorisme adalah persoalan ideologi, keyakinan, dan pemahaman yang keliru tentang cita-cita yang tidak sesuai dengan pandangan hidup bangsa, Pancasila,” urainya.

Apalagi saat ini melalui medsos bisa mempengaruhi akan pendidikan bagi perkembangan jiwa anak.

“Melalui jaringan internet mereka bisa mencari bentuk jadi dirinya seperi mengupload berbagai bentuk gambar, maupun bentuk simbol yang tidak dipahami oleh anak, untuk itu bagi orang tua khususnya ibu-ibu maupun kaum remaja putri untuk membentengi dirinya,” tegasnya.