Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaRegional

Diduga Akibat Petugas Tak Becus Mengatur Air Irigasi, Petani di Baktia Barat Setiap Tahun Lambat Turun Sawah

×

Diduga Akibat Petugas Tak Becus Mengatur Air Irigasi, Petani di Baktia Barat Setiap Tahun Lambat Turun Sawah

Sebarkan artikel ini
IMG 20240504 201544
Foto : Faisal (Kiri) dan Nasir Petani Desa Singgah Mata.

ACEH UTARA, Sabtu (04/05/2024) suaraindonesia-news.com – Setiap tahun, ratusan petani di Kecamatan Baktia Barat terpaksa mengelus dada, pasalnya, Desa tetangga usia padi hampir berbuah, sementara petani Desa Singgah Mata, Matang Teungoh, Matang Sijuek Timu dan beberapa Desa lain nya kondisi areal sawah masih kering.

Dampak keterlambatan air irigasi petani mengalami kerugian besar, padahal salah satu sumber pendapatan ekonomi masyarakat setempat bergantung pada pertanian khusus nya tanaman padi.

Terdapat lebih kurang 500 ha areal persawahan milik petani yang sering mengalami keterlambatan aliran air irigasi di Jambo Aye yang meliputi Desa Matang Teungoh, Singgah Mata, Matang Panyang dan Matang Sijuek Timu.

Faisal, Petani Desa Singgah Mata mengungkapkan bahwa Desanya setiap mengalami keterlambatan turun sawah dari yang dijadwalkan turun sawah secara serentak.

“Musim tanam tahun ini sudah 2 bulan terlambat, karena belum ada air, padahal jadwal buka air pada awal maret,” ujar Faisal yang turut didampingi petani lain nya.

Jika bertahun tahun terlambat kata Faisal, yang rugi adalah petani, seharusnya ada solusi dari Pemerintah.

“Ini bertahun tahun petani terlambat turun sawah, seharusnya ada upaya kebijakan dan solusi dari pemerintah untuk mengatasi keluhan petani,” kata Faisal.

Karena terjadi tiap tahun dan saat turun sawah terjadi keterlambatan air, apakah petugas yang mengatur air irigasi tidak becus.

Baca Juga :  BPBD Pamekasan Bersihkan Sisa Material Pasca Ambruknya Pagar Kantor Kecamatan Kota

Baca Juga: Tak Terbaca Nama Pada Aplikasi, Banyak Petani Gagal Dapatkan Pupuk Subsidi

“Seharusnya air irigasi nya di aliri ke ujung dulu, setelah air mencukupi, baru di aliri air ke daerah atas,” cetus Faisal.

Petani daerah ini ungkap Faisal, sangat berharap kepedulian dari Pemerintah, disamping bisa mengoptimalkan sumber daya air irigasi, sehingga petani turun sawah tepat waktu dan hasil produksi maksimal.

“Kepedulian pemerintah sangat diharapkan oleh petani, karena selama ini tidak tau harus mengadu kemana nasib petani di Baktia Barat, supaya tiap tahun tidak terlambat turun sawah,” harap Faisal.

“Karena krisis air, Hasil produksi padi tidak maksimal, padahal 90 persen masyarakat menggantungkan hidupnya dari pertanian,” keluh Faisal.

Kepala Ranting Pengairan Kecamatan Baktia dan Baktia Barat, Irwandi saat di konfirmasi media ini mengakui kendala yang dihadapi petani di Kecamatan Baktia Barat, terutama di Desa Singgah Mata dan Matang Teungoh.

“Salah satu kesulitan karena banyak petani yang buka saluran ogah mengikuti aturan, sehingga debit air tidak cukup dan terlambat mengalir ke ujung,” ujar Irwandi.

Ia juga menambahkan, masih ada saluran sekunder yang belum dibersihkan.

“Karena masih ada saluran irigasi sekunder yang belum dibersihkan, seperti sendimen, rumput dan sampah,” tukas nya.

Reporter : Masri
Editor: Amin
Publisher: Eka Putri