Gunung Agung Bali Sudah Mulai Bengkak - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Berita UtamaPeristiwa

Gunung Agung Bali Sudah Mulai Bengkak

×

Gunung Agung Bali Sudah Mulai Bengkak

Sebarkan artikel ini
IMG 20170928 124146
Foto: Asap putih masih menyelimuti puncak Gunung Agung Bali. (Foto: Sudirman/SI)

BALI, Kamis (28 september 2017) suaraindonesia-news.com – Asap putih masih menyelimuti puncak Gunung Agung Bali, Provinsi Bali, Kabupaten Karang Asem, Kecamatan Rendang, Kamis (28 september 2017).

Dari rilis yang diterima, kondisi Gunung Agung hasil analisa 00.00-06.00 wita masih level IV (awas).

Secara umum, aktivitas Gunung Agung masih mengalami peningkatan.

Gempa pun masih rutin terasa dari Pos Pantau Gunung Api Agung di Rendang, Karangasem.

Gempa terakhir terasa pada pukul 07.16 wita yang berkekuatan sebesar 2,5 Skala Richter dengan pusat gempa ada di barat laut, Bangli, Bali.

Laser Ditembakkan dari Pos Pantau ke Gunung Agung, Ditemukan Indikasi Terjadinya Letusan.

Baca Juga :  Tari Topeng Kelana Udeng Sanggar Mimi Rasinah, Uji Kemahiran

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mendeteksi adanya perubahan bentuk (deformasi) Gunung Agung.

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Gede Suantika mengatakan, perubahan bentuk ini diketahui setelah PVMH melakukan pemantauan menggunakan Elektronik Distance Meter (EDM) di Pos Pemantau Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

“Perubahan masih dalam mikrometer, terpantau ada deformasi tubuh gunung,” kata Suantika.

Deformasi merupakan salah satu indikasi untuk mengukur terjadinya letusan. Deformasi yang semakin tinggi menunjukan kemungkinan letusan makin tinggi.

Pengukuran dilakukan dengan menembakkan laser ke reflektor.

Cermin reflektor diletakkan pada jarak 1 km dari pos pantau. Kemudian petugas menembakan laser menggunakan alat IDM dari pos pantau.

Baca Juga :  Peduli Korban Gempa dan Tsunami di Palu Dan Donggala, GSM-P Gelar Aksi Penggalangan Dana

“Tiap hari petugas mengukur deformasi gunung Agung,” kata Suantika.

Berdasarkan data pengukuran menunjukan jarak antara IDM dan reflektor semakn dekat.

Sementara itu, pantauan di Gunung Agung, terjadi 165 kali gempa vulkanik dalam, 106 kali vulkanik dangkal dan 27 kali tektonik lokal.

Bahkan getaran gempa tektonik terasa sampai ke pos pantau yang jaraknya 12 km dari puncak Gunung.

Secara visual gunung tertutup kabut dengan suhu udara suhu udara 22-25 derajat celcius dan kelembaban udara 78-84 persen.

“Tipis dan tinggi 50-200 m di atas kawah puncak,” tukasnya. (Sudirman)