KOTA BATU, Suara Indonesia-New.Com – Calon Jamah Haji asal kota Batu, Susiani, Kamis (24/9) meninggal dunia usai menunaikan wukuf di padang Arofah Makah. Wanita yang kini menjadi Kepala Seksi Olah Raga (Kasi Pora) Kota Batu ini menunaikan ibadah haji bersama suaminya Bambang Chuzaini dan anaknya Bakaska Ibtida (16).
Muhammad Rosyad, Kepala Seksi Bimas Islam, Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kota Batu, saat dikonfirmasi membenarkan, jika Susiani meninggal dunia setelah melempar Jumroh Aqobah.
“Kabarnya memang demikian, dari informasi yang kami peroleh dari kelompok jamaah haji Kota Batu. Ia meninggal usai melempar jumroh,” terang Rosyad.
Ia menyebutkan, almarhum berangkat ketanah suci bersama 184 orang jamaah haji Kota Batu. Rombongan jamaah haji dari Kota Batu berangkat ketanah suci 5 September 2015 yang lalu.
“Bu Susiani selama di Mekkah tidak sakit. Agendanya setelah Wukuf di Arafah. Lalu mabit atau bermalam di Muzdalifah dan berangkat ke Mina untuk melempar Jumrah Aqobah. Dari sana belaiu dikabarkan meninggal dunia. Mungkin saat di Mina sedang sakit,” terangnya.
Mistin , Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, Kota Batu, membenarkan, kalau stafnya Susiani meninggal dunia di Mina. “Kita mendapatkan informasi kemarin usai solat idul adha. Kalau Bu Susiani meninggal dunia karena sakit,” kata Mistin (25/9).
Dimata Mistin, Susiani adalah orangnya baik, ia sudah lama menjabat sebagai Kasi Pora, Kota Batu.
“Almarhum orangnya sabar dan baik hati. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT,” kata Mistin.
Sedang , Susanto Junaidi adik Susiani yang tinggal di Jalan Sultan Agung, Kelurahan Sisir, Kota Batu menyatakan, bahwa kakaknya meninggal dunia usai menjalankan Wukuf di padang Arafah Rabu (23/9) kemarin.
Selesai Wukuf, bersama rombongan haji yang lain melakukan Mabit di Muzdalifah hingga Subuh. Dilanjutkan berjalan ke Mina untuk melempar Jumrah Aqobah.
Lanjut dia, Setelah lempar jumroh, ia kembali ke Maktab bukan kembali ke kemah haji. Disela-sela istirahatnya, Susiani sempat belanja sayur dan kebutuhan makan disekitar perkemahan.
“Entah karena kelelahan atau bagaimana, kemudian ia tak sadarkan diri selama dua jam, akhirnya nyawanya tidak tertolong” ucapnya. (adi Wiyono).













