Probolinggo, Suara Indonesia-News.Com -Untuk kepentingan otopsi mayat almarhum Sualimin warga dusun Poh Gosong, Desa Tongas Kulon, Kecamatan Tongas Kabupaten Probolinggo yang meninggal dunia pada Selasa (17/11/15) lalu, Polisi akhirnya membongkar makam almarhum di pemakaman umum Desa Tongas Kulon, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Selasa (1/12/15) sekira jam 08.00 WIB.
Otopsi mayat almarhum Sualimin dilakukan oleh Tim Dokter Kepolisian (Dokpol) Polda Jatim.”Tim Dokpol dipimpin Kompol Dr. Bambang, Spf, Pembina Drg. Saiful, AKP. Aris Saputro, SH. M.Si beserta 4 anggotanya”
Data yang dihimpun Suara Indonesia.News.Com dilapangan, dibongkarnya makam almarhum Sualimin untuk di otopsi mayatnya, karena Sulaiman, kakak kandung almarhum Sualimin yang tinggal di Nguling Pasuruan bersama saudara saudaranya dari Nguling Pasuruan, menduga bahwa Sualimin meninggalnya tidak wajar dan ada kejanggalan, mereka, saudara saudaranya menduga Sualimin meninggal karena adanya penganiayaan.
Sulaiman (44) kakak kandung almarhum Sualimin kepada Memo Timur mengatakan, kami dengan saudara saudara menduga bahwa adik saya meninggalnya ada kejanggalan. Saya tinggal di Nguling Pasuruan, sebagai kakak kandung saya dikabari secara mendadak oleh Sulli istrinya, kalau adik saya Sualimin meninggal. Saya bersama saudara dan keluarga dari Nguling datang kerumah adik saya di Tongas Kulon, sampai ditempat, adik saya sudah mau dimakamkan, Selasa petang (17/11/15)
“Waktu saya datang juga tidak boleh melihat jenazah adik saya begitu juga saudara saudara saya dari Nguling juga tidak boleh melihat jenazah adik saya”.
Waktu saya memaksa membuka kain kafannya, saya melihat ada kejanggalan karena dipelipis dan mata bagian kanan adik saya ada benjolan seperti bekas kena pukul benda tumpul.
Melihat benjolan dimata dan pelipis kanan adik saya itu, kemudian timbul kecurigaan bahwa adik saya meninggal tidak wajar, ujar Sulaiman kakak kandung almarhum Sualimin kepada Memo Timur saat pembongkaran makam adiknya dimakam Desa Tongas Kulon Probolinggo, Selasa (1/12/15).
Sulaiman membeberkan, setelah adik saya dimakamkan, selang 2 hari saya bersama keluarga dari Nguling melaporkan ke Polres Probolinggo Kota, dan meminta agar makam almarhum adik saya dibongkar dan mayatnya di otopsi. Kami menduga meninggalnya adik saya karena dianiaya lebih dulu.
Kami tidak akan mempermasalahkan dan menuntut pihak lain termasuk Sulli istrinya almarhum adik saya, kalau memang hasil otopsi yang dilakukan Tim Dokter Kepolisian Polda Jatim menyimpulkan meninggalnya adik saya wajar tidak karena dianiaya.
“Namun kalau meninggalnya almarhum adik saya karena dianiaya, dipukul oleh seseorang, kami meminta agar Polisi segera mengupas tuntas dan menangkap pelakunya”, ujar Sulaiman dengan nada kesal.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota, AKP. Trisno Nugroho dikonfirmasi Suara Indonesia.News.Com mengatakan, dalam hal otopsi mayat almarhum Sualimin ini pihaknya sebatas memfasilitasi permintaan saudara almarhum Sualimin.
Kalau memang nanti hasil otopsi yang dilakukan Tim Dokpol Polda Jatim kesimpulannya sebab meninggalnya almarhum Sualimin karena adanya unsur – unsur penganiayaan dan tindak kekerasan, kami baru akan melangkah melakukan penyelidikan dengan memanggil para saksi lebih dulu.
“Kalau sekarang pihak Kepolisian ya belum melakukan lidik, kita masih menunggu hasil otopsinya”, ujar Kasat Reskrim yang hobby ngetril itu. (Singgih)

