SURABAYA, Suara Indonesia-News.Com – Menuntut ilmu di Perguruan Tinggi merupakan momentum demi menggapai cita-cita, terlebih lagi apabila telah berjuang keras kemudian berbuah kelulusan dan meraih gelar profesi. Tentu saja hal tersebut adalah saat-saat yang membanggakan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang tua kita. Pada tahun 2015 ini, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (Ubaya) telah mengukuhkan sebanyak 76 orang apoteker baru.
Hotel J.W. Marriot Surabaya menjadi saksi bisu dalam Pengukuhan Apoteker Periode 51, angkatan ke-48, yang berlangsung Selasa, 22 September 2015. Tepat pukul 09.00 WIB, barisan para calon apoteker memasuki ruangan dengan diiringi lantunan lagu dari paduan suara, kemudian disusul masuknya Rektor Ubaya; Prof. Ir. Joniarto Parung, MBBAT, Ph.D., Dekan Fakultas Farmasi; Dr. Dra. R.R. Christina Avanti, M.Si., Apt., perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur; dr. Endang Damayanti, M.Kes., M.Hum., Ketua Program Studi Apoteker; Alasen Sembiring M., S.Si., M.Si., Apt., perwakilan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Ketua Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia; Dr. Nurul Falah Eddy Pariang, Apt., serta Ketua Komite Farmasi Nasional; Drs. Purwadi, Apt., M.M., M.E.
Sebelum pengucapan sumpah apoteker baru, terlebih dahulu dibacakan Surat Keputusan Dekan Fakultas Farmasi No 547, Tahun 2015. Kemudian, dimulainya upacara ditandai dengan pengetokan palu sebanyak tiga kali oleh Dekan Fakultas Farmasi Dr. Dra. R.R. Christina Avanti, M.Si., Apt. Dengan dihadiri oleh orang tua/wali para calon apoteker beserta pemuka dari lima agama, yakni Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, dan Buddha, mereka mengucapkan sumpah pengabdian menjadi seorang apoteker. Prosesi upacara berlangsung khidmat dengan dipimpin oleh Ketua Komite Farmasi Nasional; Drs. Purwadi, Apt., M.M., M.E. Para calon apoteker mengucapkan sumpah secara bergantian sesuai keyakinan masing-masing.
Setelah mengucapakan sumpah, para apoteker baru ini menandatangani sumpah tersebut dan mereka mendapatkan ijazah, sertifikat kompetensi Ikatan Apoteker Indonesia, serta surat registrasi apoteker.
“Jabatan profesi terkait erat dengan masalah moral, itulah yang harus dijaga. Dari substansi keilmuan secara teori dan praktik, para apoteker pasti sudah paham. Di manapun Anda bekerja, masalah moral jangan sampai dilupakan,” pesan Prof. Ir. Joniarto Parung, MMBAT, Ph.D.
Pada akhir acara, wajah sumringah terlihat pada masing-masing apoteker baru ketika Rektor Ubaya, Dekan Fakultas Farmasi, beserta para petinggi lain yang hadir menyalami mereka satu persatu. Kemudian suasana berubah menjadi haru saat 76 orang apoteker baru ini saling bersalaman, bahkan berpelukan mengucapkan salam perpisahan. Pengukuhan sekali seumur hidup tersebut adalah sebuah awal yang mengantarkan para apoteker baru, semakin dekat dengan masa depan yang menanti di depan mereka.
“Saya sangat senang karena satu program pendidikan lagi telah berhasil saya tempuh. Namun, ada sedikit rasa sedih karena selama menjalani program Pasca Sarjana, interaksi dan solidaritas antara sesama mahasiswa sangat terasa,” Ungkap Stefanny S.Farm, Apt., salah satu apoteker yang baru saja dikukuhkan. Untuk rencana kedepan, gadis asal Sulawesi ini berencana ingin memiliki apotek sendiri di daerah asalnya. (Adhi).