Reporter : Adi Wiyono
Kota Batu, Suara Indonesia-News.Com – Sejumlah Sekolah di daerah yang akan menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) kini mulai harap-harap cemas, pasalnya mereka kwatir saat ujian nasional (Unas) berlangsung token yang dijadikan patokan Unas tidak berfungsi secara normal, bahkan Listrik juga menjadi ancamannya.
Token yang merupakan semua struktur data (data structure) yang berisi informasi keamanan yang dibutuhkan oleh sebuah proses untuk mengakses ke sekolahan-sekolahan ternyata penuh dengan resiko dan kendala.
Hal ini dirasakan oleh Sekolah di kota Batu, pada saat Pra Unas, Beberapa mata ujian terpaksa tidak bisa dilakukan karena sekolah belum menerima pengiriman token dari pusat.
Tidak hanya terjadi sehari, permasalahan ini terjadi pada UNBK yang dilaksanakan di beberapa sekolah di Kota Batu.
Mareta Inova Parsiana, Sekretaris Panitia Unas di SMKN 3 Batu mengatakan bahwa kendala tidak hanya terjadi sehari saja, keesokan hal yang sama terjadi lagi. Dari tiga sesi ujian yang dilaksanakan, hanya satu sesi yang terakhir saja yang bisa dilaksanakan tanpa kendala.
Sementara dua sesi ujian lainnya, yakni sesi pertama dan sesi kedua terpaksa tidak bisa dilaksanakan karena token belum terkirim dari pusat.
“Untungnya, peristiwa tersebut terjadi pada saat uji coba ujian nasional berbasis computer, bukan ujian nasional yang sebenarnya. Bahkan Di beberapa sekolah di Kota Batu ini sempat mengalami pembatalan, termasuk di sekolah kita, lantaran ada permasalahan pengiriman token,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (16/2/2016)
Permasalahan ini tidak hanya membuat panitia kelabakan, namun juga membuat para peserta Unas kehilangan mood untuk mengerjakan soal karena kelelahan menunggu terkirimnya token.
Token merupakan password untuk membuka soal online, karena itu jika token tidak diterima panitia Unas di sekolah, maka dipastikan para peserta tidak bisa membuka soal yang ada.
“Mungkin karena pengiriman token dilakukan di seluruh Indonesia, sehingga ada permasalahan,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, Di SMKN 3 Batu kelas XII nya terdapat 105 peserta yang dibagi dalam 3 sesi ujian. Setiap sesi ujian terdapat 35 peserta ujian, jumlah ini disesuaikan dengan ketersediaan perangkat komputer yang ada.
Selain terkendala permasalahan tidak terkirimnya token, permasalahan lain yang terjadi adalah padamnya aliran listrik. Ditengah-tengah peserta melaksanakan ujian, mendadak lampu listrik padam.
Pihak sekolah sebenarnya sudah mengantisipasinya dengan menyediakan jenset, sehingga listrik tidak padam dalam waktu yang lama. Namun hal ini tetap menjadi masalah, karena begitu aliran listrik padam, para siswa harus melakukan beberapa langkah awal, sebelum akhirnya bisa mengerjakan soal ujian lagi.
Kata dia, karena beberapa permasalahan ini membuat anak-anak yang mengikuti ujian galau, Namun demikian Ia tetap berharap saat pelaksanaan Unas yang sesungguhnya, permasalahan ini tidak terjadi.