MALANG, Senin (10/10/2022) suaraindonesia-news.com – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) kembali menemukan fakta bahwa Stadion Kanjuruhan Malang tidak layak untuk digelar pertandingan sepakbola.
Hal itu disampaikan langsung oleh
Nugroho Setiawan selaku anggota TGIPF dan juga merupakan Asian Football Confederation (AFC) Safety Security Officer.
Menurutnya, hasil dari peninjauan langsung di Stadion Kanjuruhan Malang, stadion yang digunakan pada laga Arema FC Vs Persebaya pada Sabtu (01/10/2020) kemarin itu, tidak layak untuk digelar pertandingan berisiko tinggi atau high risk match.
“Mungkin kalau medium atau low risk masih bisa. Jadi, artinya untuk high risk match kami harus membuat kalkulasi yang sangat konkret, misalnya adalah bagaimana mengeluarkan penonton dalam keadaan darurat,” katanya kapada sejumlah awak media, Minggu (09/10/2022) kemarin.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan bahwa tidak kayaknya stadion Kanjuruhan tersebut, pintu masuk berfungsi sebagai pintu keluar. Sehingga hal itu tidak memadai dalam stadion katagori stadion dengan laga seperti liga 1 di Indonesia.
“Selain pintu masuk sekaligus menjadi pintu keluar, tidak ada pintu darurat di Stadion Kanjuruhan,” paparnya.
Oleh karena itu, lanjut Nugroho, upaya yang harus dilakukan berikutnya adalah memperbaiki dan mengubah struktur pintu di Stadion Kanjuruhan.
“Kami juga mempertimbangkan mengenai aspek akses, seperti anak tangga sebagaimana safety description,” tandasnya.
Diketahui sebelumnya, Sekretaris TGIPF, Nur Rochmad dalam keterangan pers TGIPF melakukan investigasi dengan menemui sejumlah pihak untuk dimintai keterangan.
Tidak hanya itu saja, diirinya mengaku sudah mengamankan rekaman CCTV untuk melihat bagaimana kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang yang terjadi pada Sabtu (01/10/2022) lalu.
Reporter : Fauzi
Editor : M Hendra E
Publisher : Nurul Anam