Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Peristiwa

Tangkal Hama, Petani Abdya Gunakan Metode Tradisional

Avatar of admin
×

Tangkal Hama, Petani Abdya Gunakan Metode Tradisional

Sebarkan artikel ini
IMG 3251
Petani tengah memasang penangkal burung pipit,guna mempertahankan produksi gabah sesuai dengan target yang ingin dicapai. Rabu 5 agustus 2015. (N).

Blangpidie-Abdya, Suara Indonesia-News.Com – Petani Kabupaten Abdya yang tengah menanti proses produksi  tanaman padi di persawahan mereka, saat ini memang harus bekerja keras, pasalnya, untuk mempertahankan target produksi padi, para petani tengah berusaha menanggulangi berbagai gangguan terhadap tanaman padi tumpuan harapan mereka, setelah sempat di serangan hama, ulat putih, wereng, walang sangit dan tikus.

Untungnya ancaman berbagai macam serangan hama tersebut, dapat ditangkal dengan usaha dan kerja keras petani dengan dibantu petugas dinas terkait, kini  pasukan burung pipit yang selama ini juga sempat meresahkan para petani, bisa di atasi dengan metode tradisional.

Pantauan wartawan di sejumlah lokasi, puluhan ekor burung yang memiliki nama latin Taenjopygia guttata ini  mulai terlihat “menjarah” padi di sejumlah lokasi persawahan, namun kelompok burung yang menjadi musuh petani menjelang panen ini belum menyerang secara merata, sehingga masih dapat dilakukan dengan langkah antisipasi dari serangan yang lebih besar, yang dapat menimbulkan kerugian yang lebih banyak sehingga mempengaruhi target produksi gabah pada masa panen padi tiba.

Baca Juga :  Gudang Udang Nyaris Ludes Terbakar, Diduga Dibakar Orang

Setelah memantau kondisi tersebut di sejumlah lokasi persawahan Abdya, khususnya di kawasan gampong Keude Paya, Kecamatan Blangpidie, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Maswadi. SP,MPD, Rabu (5/8/2015), menghimbau kepada petani untuk melakukan langkah antispasi dengan cara sederhana, yaitu metode tradisional dan alami.

”jadi kita himbau kepada petani sawah, untuk lebih waspada, dengan gejala serangan hama burung pipit yang mulai terlihat menyerang, untuk itu kita minta petani melakukan langkah antispasi yaitu dengan membakar udang sabu dicampur kulit bawang dan cabe rawit di sekitaran pematang sawah yang mulai terlihat adanya serangan burung pipit, dianjurkan pada sore hari kegiatan pembakaran dilakukan, tujuan pembakaran itu untuk memancing burung siwah atau rajawali,” katanya di sela-sela pemantauan itu.

Baca Juga :  Masyarakat Bersyukur Banjir luapan Kali Kemuning Surut

Burung yang disebut dalam bahasa aceh siwah ini merupakan jenis burung rajawali yang memiliki nama latin Aquila clanga, merupakan jenis burung besar dan pemangsa yang paling ditakuti oleh kelompok burung pipit, burung predator tersebut akan tiba bila petani memancing dengan membakar ramuan yang dianjurkan di atas pematang sawah pada sore hari, dengan cara tersebut kita harapkan petani dapat terbantu dan bisa menyelamatkan produksi gabah pada saat panen nant, pungkasnya.(N).