Taman Maramis Ditutup, PKL Mengeluh - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Berita

Taman Maramis Ditutup, PKL Mengeluh

×

Taman Maramis Ditutup, PKL Mengeluh

Sebarkan artikel ini
IMG 20200906 222653
Foto : Pasca ditutupnya Taman Maramis oleh Pemkot Probolinggo, terlihat sepi, PKL mengeluh.

PROBOLINGGO, Minggu (6/9/2020) suaraindonesia-news.com – Dengan ditutupnya Taman Maramis oleh Penerintah Kota (Pemkot) Probolinggo akibat dari perbuatan asusila yang dilakukan oleh pengunjung yang vidionya viral di media sosial (Medsos), Taman Maramis yang sudah mulai banyak pengunjung kini sepi karena semua akses masuk kedalam taman ditutup oleh Pemkot setempat.

Pasca ditutupnya Taman Maramis tersebut dikeluhkan oleh sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan disekitar Taman, pasalnya pengunjung sepi sehingga hasil atau omzet jualan mereka menurun drastis.

Seperti yang diungkapkan PKL di Taman Maramis, Ahmad Efendy pedagang Cilok, dan Andik pedagang Capcin Bubble sama Es.

Mereka ungkapkan, pasca ditutupnya Taman oleh Pemkot omzet jualannya turun hingga 50 % (persen) lebih.

“Waktu Taman masih dibuka, biasanya sore banyak pengunjung sekarang jadi sepi karena pengunjung tidak ada. Pembeli hanya menunggu orang lewat saja,” ungkapnya.

Mereka pun berharap kepada Pemkot agar taman segera dibuka kembali, dan pelaku juga segera diungkap.

“Gegara perbuatan seseorang dampak dirasakan banyak orang. Dengan ditutupnya akses pintu taman pengunjung masuk gak berani, karena dijaga oleh Sat Pol PP,” ujar mereka.

Menyikapi keluhan PKL disekitar Taman Maramis tersebut, Kasat Pol PP Kota Probolinggo, Agus Efendy saat dikonfirmasi wartawan suaraindonesia-news.com probolinggo raya, Agus Efendy mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait, daiantaranya DLH, Camat, Lurah, RT/RW, Babinsa dan Babinkamtibmas.

Baca Juga :  Kinerja BPSDM Aceh Dinilai Sangat Buruk, Gubernur Didesak Harus Turun Tangan

Ia sebutkan, untuk lampu taman, seyogyanya ditempat-tempat yang gelap ditambah. Terkait lampu taman ini tanggung jawab DLH. Begitu juga petugas pembersih taman. Pagi sampai jam 11.00 Wib, sore sampai jam 21.00 Wib.

“Kalau bisa untuk petugas pembersih taman itu jam 11.00 Wib sampai sore juga ada. Jadi bisa saling mengawasi,” ujarnya.

Ia berharap, Camat dan Lurah setempat juga menggerakkan 3 pilar (Babinsa, Babinkamtibmas, serta RT/RW) untuk mengaktifkan lebih inten patroli.

“Begitu juga DKUPP, supaya PKL yang masih mangkal di taman maramis, yang belum direlokasi, sambil lalu dihimbau untuk sama-sama memiliki taman, untuk saling memgawasi dan menegur pengunjung yang melakukan perbuatan negatif,” tuturnya.

Agus Efendy menjelaskan, Sat Pol PP sebagai penanggung jawab 112 pihaknya merencanakan akan memasang banner yang berbunyi pengunjung dilarang melakukan perbuatan yang melanggar hukum, melanggar aturan yang berlaku, dan melanggar etika. Yang diantaranya; Perbuatan tidak senonoh; Pacaran; Berjudi; Minum minuman keras; dan perbuatan lain yang dilarang oleh aturan hukum dan norma. Yang rencananya banner tersebut akan dipasang di sisi timur dan barat.

Baca Juga :  Mantan Panglima Wil 013 Blangpidie dan Mantan Pengurus DPW-PA Abdya Gelar Milad Gam Ke-40

Dan ia pun meminta kepada pengunjung bila menemui hal-hal seperti yang disebut diatas agar segera menghubungi call center 112.

“Rencana kita akan pasang dua banner dengan tulisan tersebut di sisi timur dan barat,” jelasnya, Minggu (6/9/20).

Disamping itu, lanjut Agus Efendy, kita harap RT setempat juga nida mendorong warganya dan pengunjung supaya ikut memiliki. Makanya dengan begitu kami nanti akan usul ke pak Wali agar taman segera bisa dibuka kembali.

Tetapi, kata Agus Efendy, kita/masyarakat harus bersepakat ikut mengawasi dan memiliki agar tidak terulang kembali hal-hal yang tidak senonoh. Rencana Senin (7/9/20) pak Lurah bersama RT/RW serta warga lingkungan taman akan akan menanda tangani kesepakatan bersama untuk memiliki dan menggunakan serta memanfaatkan taman untuk tempat rekreasi keluarga, bukan untuk hal-hal yang negatif.

“Nanti hasil kesepakatan itu akan kami berikan kepada Pak Wali, mungkin dengan kesepakatan itu Pak Wali berkenan untuk membuka kembali,” katanya.

Reporter : Singgih Widjanarko
Editor : Amin
Publisher : Ela