Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
PendidikanRegional

Tak Dapat Perhatian, Asrama Mahasiswa IPPAT Banda Aceh Bagai Gedung Hantu

Avatar of admin
×

Tak Dapat Perhatian, Asrama Mahasiswa IPPAT Banda Aceh Bagai Gedung Hantu

Sebarkan artikel ini
IMG 20200614 172532
Kondisi bangunan gedung asrama IPPAT di Jelingke Kota Banda Aceh.

BANDA ACEH, Minggu (14/06/2020) suaraindonesia-news.com – Gedung asrama mahasiswa putra milik Ikatan Pemuda Pelajar Aceh Timur (IPPAT) yang berlokasi di jalan rawa sakti timur Lorong no V : VI Lingke Kota Banda Aceh, sejak sepuluh tahun terakhir diduga tak ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur maupun Anggota DPRA asal Dapil 6 Aceh Timur, sehingga kondisi asrama tersebut sangat tidak layak huni bahkan gedung tersebut nampak seram seperti rumah hantu pada malam hari karena gelap gulita tidak ada penerangan lampu listrik.

Gedung asrama mahasiswa IPPAT yang terdiri dari gedung asrama putra dan asrama putri seharusnya mendapatkan perhatian terutama biaya untuk rehabilitasi kedua gedung tersebut kondisinha sudah kumuh dan lapuk dimakan usia.

Ketua IPPAT, Suryadi saat dikonfirmasi media suaraindonesia-news.com melalui handphon selulernya Sabtu malam (13/06) mengungkapkan bahwa kondisi gedung asrama putra dan putri sudah selayak nya direhab, bukan hanya asrama putra, termasuk asrama yang dihuni mahasiswa putri, dari 6 kamar mandi atau MCK, 3 kamar mandi sudah rusak tidak bisa digunakan lagi.

“Bukan hanya kamar mandi, tapi hampir semua plafon sudah lapuk dan sebagian sudah runtuh,” beber Suryadi.

Baca Juga :  Rouin Romito Lumban Gaol Raih Juara ll Kejurda Karate Shokaido Ke – 2 Sumut

Sedangkan asrama putra yang paling bermasalah lantai 1, dimana kondisi tiang bangunan gedung sudah retak akibat gempa bumi dan tsunami tahun 2004 lalu.

“Yang lebih parah lagi bukan hanya bangunan fisik tapi juga fasilitas lain nya seperti instalasi listrik tidak ada lampu dan ketersedian air bersih (PDAM), sehingga mahasiswa yang menetap sangat mengeluh,” ujar Suryadi mahasiswa asal Idi Cut tersebut.

“Karena kondisi gedung sangat kumuh dan tak terawat, sejumlah mahasiswa asal Aceh Timur enggan menempati nya,” sambung nya.

Menurut Suryadi, dirinya sudah mengajukan permohonan rehab gedung asrama mahasiswa tersebut ke Pemkab Aceh Timur dan juga sudah menyampaikan secara langsung kepada Bupati H. Hasballah M.Thaib beberapa waktu yang lalu, dan mendapat tanggapan positif.

“Tapi kami tidak tau sejauh mana realisasinya,” tutur Suryadi.

Terkait perhatian Pemerintah Aceh dan anggota DPRA asal Aceh Timur, dirinya mengaku tidak mengetahui secara pasti, sebab dirinya baru menjabat ketua IPPAT sejak awal Januari 2020.

“Namun menurut informasi dari kawan-kawan katanya sudah sepuluh tahun gedung asrama mahasiswa tak ada perhatian dari pihak manapun,” tuturnya.

Baca Juga :  Polres Gayo Lues Sosialisasikan Pencegahan Perburuan Satwa Liar yang Dilindungi

Mengenai jumlah mahasiswa yang menetap di asrama putra berdasarkan data yang ia terima sebelum ia dilantik sebanyak 23 mahasiswa, sedangkan asrama putri sebanyak 58 mahasiswi.

“Sebenarnya mahasiswa banyak yang ingin menetap di asrama, terutama mahasiswa bidik bisi,” ujarnya.

Sementara untuk jumlah mahasiswa berasal dari Aceh Timur kurang lebih 500 an yang kuliah di berbagai Universitas dan perguruan tinggi di Banda Aceh,” sebutnya.

“Mungkin karena kondisi asrama yang tak layak huni banyak kendala seperti listrik dan air bersih, sehingga mereka ogah tinggal di asrama dan lebih memilih sewa kost,” terangnya.

Menurut Suryadi, kedepan sangat berharap kepedualian semua pihak, baik Pemerintah dan DPRA bukan hanya pada persolaan fasilitas gedung tapi juga bantuan bea siswa dan bentuk bantuan lain nya, karena sebagian besar mahasiswa saat ini sangat kesulitan terutama dalam situasi pandemi covid-19, walaupun tidak masuk kampus namun biaya SPP tetap bayar full.

“Bahkan menurut informasi jumlah quota bea siswa tahun ini dikurangi atau di pangkas oleh pihak kementrian,” tutup Suryadi.

Reporter : Masri
Editor : Amin
Publisher : Ela