Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
BeritaPendidikan

Siswa Kelas 1 dan 2 SDN Mandangin 3 Belajar Diruangan Kelas Rusak

Avatar of admin
×

Siswa Kelas 1 dan 2 SDN Mandangin 3 Belajar Diruangan Kelas Rusak

Sebarkan artikel ini
IMG 20250309 192541
FOTO : Ruang kelas 1 dan 2 SDN Mandangin 3 rusak berat dan atap digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. (FT/Nor/SI)

SAMPANG, Minggu (9/3) suaraindonesia-news.com – Siswa kelas 1 dan 2 SDN Mandangin 3 Kecamatan Sampang, belajar di ruangan kelas yang rusak berat. Plafon di dua ruangan kelas itu banyak yang berjatuhan karena kayunya dimakan rayap dan jika hujan deras bocor.

Kepala sekolah SDN Mandangin 3 Sohib mengatakan, ruang kelas 1 dan 2 terpaksa masih digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (KBM), karena tidak ada ruang kelas lagi. Kondisi kedua ruang kelas itu sudah rusak berat.

“Plafonya banyak yang berjatuhan karena kayunya dimakan rayap,” imbuhnya.

“Untuk itu, kami ekstra hati-hati menggunakan dua ruang kelas itu sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. Jika ada angin kencang dan hujan deras, siswa dipulangkan lebih awal,” tandasnya.

Dikatakan, kondisi dua ruang kelas 1 dan 2 tidak hanya plafon ruangan yang rusak. Tapi kondisi atap bangunan sudah turun. Karena, kayu kuda-kuda dan penyangga atap gentingnya sudah rusak dimakan rayap.

Baca Juga :  Warga Langgenharjo Siap Berdemo Jilid 2, Tuntut Penutupan New Ramon Star
IMG 20250309 192456
FOTO : Ruang kelas 1 dan 2 SDN Mandangin 3 rusak berat dan atap digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar. (FT/Nor/SI)

“Sebenarnya saya khawatir menggunakan dua ruang kelas itu untuk tempat kegiatan belajar mengajar, karena kondisinya rusak berat. Untuk itu, saya selalu ingatkan guru kelasnya agar ekstra hati-hati, jika ada angin kencang dan hujan deras siswa dipulangkan lebih awal,” ungkapnya.

Terakhir Sohib menuturkan, pada Tahun 2023 lalu, SDN Mandangin 3 pernah dapat rehab berat satu ruang kelas. Tapi saat ini kondisi ruangannya sudah rusak, karena plafonnya berjatuhan. Gedung perpustakaan juga rusak dan tidak terpakai.

“Ruang guru juga rusak tapi tetap ditempati karena tidak ada ruangan lagi. Bahkan kami hanya memiliki satu WC dan dipakai bersama untuk guru dan siswa,” pungkasnya.