JEMBER, Jumat (9/4/2021) suaraindonesia-news.com – Innalillahi wainnailaihi rojiun, telah meninggal dunia H. Mohammad Handanuhendro, sosok birokrat sederhana yang telah berkontribusi terhadap pembangunan di Kabupaten Jember pada masanya, yang masih bisa dirasakan sampai saat ini.
Handanuhendro merupakan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Jember era Bupati Winarno 1994 – 1999 dan Ketua PMI Jember periode 1998-2002.
Handanuhendro meninggal pada Kamis (8/4/2021) pada usia 76 tahun. Rencana pemakaman akan dilaksanakan pada hari ini, Jumat (9/4/2021).
E. A. Zaenal Marzuki, Ketua PMI Kabupaten Jember menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya tokoh kemanusiaan dan birokrat Jember. Kiprah dan gagasannya dapat dilihat dan bermanfaat bagi masyarakat Jember hingga saat ini.
“Kami turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya Bapak. H. Mohammad Handanuhendro, mantan Ketua PMI Jember periode 1997-2002, terimakasih atas dedikasinya di organisasi kemanusiaan, Semoga almarhum diterima segala amal ibadahnya, diampuni dosa-dosanya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran, ketabahan dan keikhlasan, Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin,” ucap Zaenal.
Redaksi suaraindonesia-news.com mendapatkan laporan Tim Humas PMI Jember mengenai profil Handanuhendro saat masih hidup.
Selama 32 tahun Handanuhendro mengabdikan diri di birokrasi Pemerintah Kabupaten Jember, tentu banyak pengalaman dan pengetahuannya tentang seluk beluk Kabupaten Jember.
“Saya mengabdi untuk Jember lebih dari 32 tahun. Sama dengan masa Presiden Soeharto,” tutur Handanu saat diwawancarai tim Humas PMI Jember tentang sekilas profil dan kontribusi pada waktu ia menjabat Ketua PMI Jember periode 1997-2002.
H. Mohammad Handanuhendro S.H. adalah pria kelahiran Nganjuk, 5 April 1945, memiliki rambut keperakan dan wajah yang teduh. Masa kecilnya mengenyam pendidikan lebih banyak di Malang.
Handanuhendro mengawali pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) Malang tahun 1957, menginjak remaja melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di SMP Negeri 2 Malang lulus tahun 1961 dan masuk di SMA Negeri 1 Malang lulus tahun 1964.
Handanuhendro tergolong anak yang rajin dan berprestasi selama di bangku sekolah. Setelah lulus SMA beliau memutuskan untuk melanjutkan kuliah dengan mengambil jurusan Hukum di Universitas Brawijaya Malang hingga memperoleh gelar Sarjana Hukum pada tahun 1970.
Pada tahun yang sama, Handanuhendro mengawali pekerjaannya sebagai Staf Ahli pada Direksi Perusahaan Daerah Perkebunan (PDP) Kabupaten Jember 1970, kemudian 1970-1977 pindah tugas sebagai staf Sekretariat Pemda Kabupaten Jember, ketekunan dan integritas sebagai modal pribadi yang menjadi perhatian rekan kerja dan atasannya.
Karir jabatan Handanuhendro sebagai birokrat terus melesat, 1977-1978 ditunjuk sebagai Camat Kaliwates, kemudian karir Handanuhendro berlanjut menjadi Camat Tanggul 1978-1979.
Komitmen dan kemampuannya di bidang tata pemerintahan cukup mumpuni, sehingga jabatan strategis di lingkungan Pemeritah Kabupaten Jember hampir seluruhnya pernah diembannya hingga memasuki masa pensiun.
Handanuhendro menuturkan serentetan karir jabatan yang dimulai tahun 1979-1980 dipercaya sebagai Pembantu Bupati di Arjasa, Kepala Bagian Kesra 1980, Kepala Bagian Perekonomian, 1980-1981, Kepala Bagian Keuangan, 1981-1987, Kepala Bappeda Kabupaten Jember, 1987-1997.
Pada era Bupati Winarno, Handanuhendro ditunjuk sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Jember pada tahun 1997 hingga memasuki masa pensiun tahun 2002.
Ragam variasi gagasan Handanuhendro dalam kepemerintahan maupun di internal organisasi PMI Kabupaten Jember menjadi kontribusi yang dapat dirasakan bagi masyarakat Jember.
Handanuhendro telah banyak memberi kontribusi dalam membangun dan mengembangkan organisasi PMI Jember, mulai terkait penataan organisasi, kesejahteraan pegawai, layanan kesehatan masyarakat hingga pembinaan sukarelawan PMI Jember.
Handanuhendro bergabung dengan PMI saat menjabat Kepala Bappeda saat itu PMI Jember dinahkodai Djunaedi Mahendra yang sekaligus menjabat Sekretaris Daerah Jember.
“Di eranya kepemimpinan Djunaedi Mahendra, saya gabung menjadi pengurus PMI, kemudian Bapak Djunaedi pensiun dini dan terpilih menjadi Bupati Madiun dua periode 1998-2003 dan 2003-2008, akhirnya saat itu saya dipilih menjadi Pengurus Antar Waktu (PAW), karena Bapak Djunaedi Mahendra pensiun 1997 sebelum masa tugasnya di PMI belum berakhir, akhirnya saya melanjutkan tugas-tugas di PMI Jember hingga masa kerjanya berakhir tahun 1998,” kenang Handanu.
Kemudian pada pelaksanaan Musyawarah Cabang tahun 1998, ia terpilih kembali menjadi pengurus PMI Jember Periode 1999-2003 menjabat Ketua PMI Jember untuk kedua kalinya, namun pada saat memasuki masa pensiun tahun 2002, pengurus antar waktu dipilih bapak Bagong hingga masa kepengurusan PMI Jember berakhir tahun 2003.
“Pertama kali diminta kesediaan menjadi pengurus PMI diera Djunaedi Mahendra, saya sedang menjabat Kepala Bappeda Jember, bersama pengurus PMI lainnya sepakat untuk melakukan penataan organisasi dan kesejahteraan pegawai, dan tugas kepalangmerahan,” ucap Handanu, hasil wawancara semasa hidupnya.
“Kemudian, saat saya dipilih menggantikan Bapak Djunaedi tahun 1997, alhamdulillah saya bersama pengurus PMI lainnya berhasil melakukan penyetaraan gaji pegawai disesuaikan dengan pegawai negeri daerah, selanjutnya disusul mendirikan koperasi karyawan, dan dibantu pak iksan melakukan pembinaan sukarelawan,” tuturnya.
Kemudian pada tahun 1999-2000, pengurus PMI Jember yang memiliki jabatan strategis di Pemerintahan, saya menjabat sekda, pak Bagong menjabat Kepala Bappeda Jember, menjalankan program peningkatan layanan kesehatan dan berhasil membangun balai pengobatan dan Pos Pelayanan Gawat Darurat (PPGD) di Jubung, waktu itu tak banyak yang kita berikan pada PMI, tapi itu bagian pengabdian saya dan pengurus lainnya kepada organisasi kemanusiaan.
“Membangun PMI sama halnya membangun Kabupaten Jember dan melayani masyarakat jember juga,” cetus Handanuhendro semasa hidupnya.
Reporter : Guntur Rahmatullah
Editor : Redaksi
Publisher : Publisher