Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
PendidikanRegionalTeknologi

Rapi Pamekasan Gandeng Santri Belajar Via HT

Avatar of admin
×

Rapi Pamekasan Gandeng Santri Belajar Via HT

Sebarkan artikel ini
IMG 20200811 194908
Santri Yayasan Azzahri Desa Teja Barat ketika memanfaatkan jaringan frekuensi Radio HT untuk belajar virtual ditengah pandemi covid-19.

PAMEKASAN, Selasa (11/08/2020) suaraindonesia-news.com – Santri Yayasan Azzahri Desa Teja Barat, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, memanfaatkan jaringan frekuensi Radio HT untuk belajar virtual ditengah pandemi covid-19.

Salah satu pengajar kelas, Ustadz Zainul Kafi, mengatakan, sejumlah santri bekerjasama dengan Radio Antar Penduduk Indonesia (Rapi) Pamekasan untuk tetap menjalani kegiatan belajar dengan adanya jaringan HT yang meluas di seluruh area.

“Siswa kami tak perlu datang ke Madrasah untuk menyetor hasil tugasnya,” kata Zainul Kafi.

Ia menilai jaringan HT sangat bermanfaat lantaran tidak memerlukan kuota seperti android. Para siswa juga lebih mudah beradaptasi untuk teknisnya. Ia berharap para siswanya memiliki HT sehingga tidak perlu membeli kuota.

Baca Juga :  HUT ke 40, Rapi Pamekasan Gelar Baksos

“Sangat mudah, kita tak perlu mengeluarkan biaya,” terangnya.

Ketua RAPI Pamekasan, Budi Cahyono mengatakan, jika jaringan internet tidak sepenuhnya masuk ke wilayah pelosok, apalagi jarangnya BTS GSM sebagai salah satu pemancar jaringan.

“Wilayah pelosok itu tidak sepenuhnya ada jaringan BTS GSM jadi HT itu cocok,” terang Budi saat mendampingi KBM di Madrasah dan Yayasan.

Baca Juga :  Isu Strategis Menuju Indonesia Emas Mengemuka pada Musrenbang Kabupaten Pati

Menurut Budi, di masa pandemi ini siswa tetap dituntut untuk selalu belajar via daring. Artinya, ada keharusan santri untuk mengakses kegiatan belajar mengajar secara Daring. Frekuensi Radio HT dinilai lebih efisien dan hemat dengan tidak membebankan ratusan wali santri Madrasah.

Pihaknya menyediakan 20 HT operasional, 1 RPU dan 1 Rig Mobile untuk penguatan sinyal HT hingga 2 Km, untuk menyokong pembelajaran siswa.

“Kalau menggunakan kuota itu harus mengeluarkan biaya bulanan,” tutup Budi.

Reporter : My
Editor : Amin
Publisher : Ela