Kota Batu, Suara Indonesia-News.Com – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online tahun 2015-2016 di kota Batu ternyata tidak banyak menguntungkan bagi SMAN 02 Batu. Karena penjaringan peserta didik yang berprestasi dari luar daerah hanya dibatasi lima persen, sementara yang mendaftar dan berprestasi cukup banyak
Pamor Patriawan Kepala SMAN 02, saat ditemui di Kantornya, Selasa (28/7) mengatakan kuota lima persen bagi siswa luar daerah kurang menguntungkan, sementara siswa-siswi dari luar daerah yang akan mendaftarkan ke SMAN 02 tahun 2015 dan tahun sebelumnya minatnya sangat tinggi.
“Perlu diketahui bahwa lokasi SMAN 02 yang berada di kecamatan Junrejo itu, juga perbatasan langsung dengan kecamatan Karangploso dan kecamatan Dau Kab Malang. Dimana dua kecamatan tersebut, minat orang tua siswa sangat tinggi menyekolahkan putra putrinya di SMAN 02 Batu” kata Pamor.
Menurutnya, dua kecamatan yang berdekatan dengan Kecamatan Junrejo itu hingga kini tidak memiliki SMA Negeri. “Soalnya sebelum ada system online, SMAN 02 Batu selalu menjadi bidikan masyarakat luar daerah, bukan hanya Karangploso dan Dau saja, tapi kecamatan Pujon juga banyak yang daftar. Hal ini karena visi dan misinya sangat bagus” jelasnya.
Meski demikian, jumlah pendaftar siswa baru pada tahun ini selalu ada peningkatan, bahkan formulir yang disiapkan panitia sekitar 500, faktanya kata Pamor jumlah pendaftar lebih dari 500 siswa. Artinya kepercayaan dimasyarakat terhadap keberadaan SMAN 02 Batu sangat tinggi.
Ia juga menyebut lebih dari separuhnya tereliminasi atau tidak diterima. Sekolah yang berdekatan dengan Mapolres Batu dan gedung DPRD kota Batu ini tahun 2015 menerima peserta didik baru kelas regular sebanyak 270 siswa dan ditambah dengan siswa berprestasi dalam bidang non akademik. “Disini terakomodir kelas olah raga, siswa yang berbakat olah raga juga tertampung untuk mengembangkan bakatnya” jelasnya.
Pamor juga sedikit menyesal, pada PPDB tahun ini, bukan hanya sisi kuota lima persen untuk siswa luar daerah tapi ada sisi online yang kurang tepat.
“Misalnya pada saat pengisian formulir, setiap siswa yang mendaftar akan mengisi dalam data pilihan satu dan pilihan dua sekolah yang dituju, tapi faktanya beda. Siswa yang memilih pilihan satu Di SMAN 01, ternyata untuk pilihan dua Di SMAN 02 Batu sama sekali tidak ada. Ini adalah hal yang aneh” ungkapnya
Untuk itu ia berharap pemkot Batu untuk segera mengevaluasi kebijakan PPDB tahun 2015 melalui online yang hanya berlaku hanya dua SMA negeri saja, hal ini dimaksudkan untuk kedepan dunia pendidikan akan lebih baik dan maju (Adi wiyono).













