ACEH TIMUR, Selasa (03/05/2022) suaraindonesia-news.com – Sejak tahun 2020 hasil produksi gabah petani di Desa Lueng Sa Kecamatan Madat, Kabupaten Aceh Timur menurun drastis, penurunan produksi gabah salah satu nya di sebabkan serangan hama, sementara biaya produksi meningkat.
Desa Lueng Sa memiliki lahan areal persawahan 180 ha dengan keberadaan 5 kelompok tani, namun sejak 3 tahun terakhir pendapatan petani di sektor tanaman padi alami menurun drastis, meskipun areal lahan yang di aliri air irigasi dalam 2 tahun melakukan 3 kali musim tanam padi, namun hasil nya sangat mengecewakan, bahkan setelah di hitung biaya produksi, petani tidak mendapatkan keuntungan. begitu juga benyak petani terlilit utang di toko pupuk dan pestisida.
M. Jaban (48) kepada media ini Senin (3/5)mengaku sejak tahun 2019 hasil panen padinya mengalami penurunan yang sangat tajam, jangankan mendapatkan keuntungan, biaya pengeluaran saja tidak cukup.
“Sejak 3 tahun terakhir rata rata petani di desa Lueng Sa, hasil panen padi menurun drastis, salah satu penyebab nya tanaman padi di serang hama. Bahkan saya mengalami penurunan hasil panen selama 4 tahun atau 6 kali masa tanam,” ujar M. Jaban.
Ia menyebutkan, sebelum nya pendapatan gabah sangat menggembirakan, dimana kehidupan masyarakat sebagian besar masyarakat bergantung hidup dari pertanian khusus nya tanaman padi.
“Sudah 3 kali panen padi hasil nya sangat menurun, dalam luasan areal sawah 1,600 meter/ 1 mah lahan tanaman padi hanya mendapatkan hasil produksi 100-200 kg, atau 1-2 gunca, bahkan ada yang gagal panen, sebelum nya setiap 1 mah petani bisa panen 1 – 1,2 ton,” sebut M. Jaban.
Selanjutnya kata M.Jaban, biaya produksi tanaman padi setiap musim tanam mengalami kenaikan.
“Biaya produksi setiap musim tanam meningkat, baik biaya bibit, pengolahan tanah, biaya tanam, pupuk dan pestisida, kecuali biaya potong padi lebih hemat bila menggunakan mesin pemotong padi. maka bila di jumlahkan berkisar Rp 1,8 – 2 juta,” sebutnya.
M. Jaban juga menambahkan, Sedangkan pola tanam kita juga mengikuti sesuai petunjuk teknis yang disampaikan oleh tenaga penyuluh pertanian.
Hal senada juga diungkapkan Rusli (55) banyak petani mengeluh karena hasil panen padi kian menurun.
“Petani banyak yang mengeluh bahkan sudah malas untuk turun sawah, karena banyak yang terlilit hutang, tidak sanggup membayar di toko pupuk,” ucap Rusli.
Terakhir Rusli mengatakan petani kawalahan dalam memberantas bermacam hama seperti tikus, wereng, ulat pengorek batang (lover).
Kendala lain yang di hadapi petani adalah ketiadaan modal, sebab pertengahan bulan mei mulai turun sawah kembali.
“Petani berharap perhatian Pemerintah khusus nya Dinas Pertanian Aceh Timur, untuk membantu kesulitan petani,” tutup nya.
Reporter : Masri
Editor : Redaksi
Publisher : Ipul