Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Pendidikan

Pengadaan Seragam Batik SD, Diduga Oknum Dikdas Sumenep Main Petak Umpet

Avatar of admin
×

Pengadaan Seragam Batik SD, Diduga Oknum Dikdas Sumenep Main Petak Umpet

Sebarkan artikel ini
IMG 20141105 200845

Sumenep, Suara Indonesia-News.Com – Baju seragam siswa motif batik sumenep yang bergambarkan labeng mesem kini ditrapkan ke semua sekolah dasar (SD) se Kabupaten Sumenep sebagai bagian dari seragam sekolah untuk siswa. Namun hal ini menjadi polemik diberbagai kalangan.

Pasalnya, motif tersebut adalah hak cipta atas nama Didik Hariyanto, namun muncul duplikat bajakan( jiblakan, red) motif yang sama persisnya yang diduga dilakukan oleh seseorang untuk meraih keuntungan besar tanpa melihat resiko pelanggaran tentang hak cipta.

Salah satu anggota LSM sumenep, “Dayat” mengatakan, dalam hal ini pihaknya telah melaporkan ke polres sumenep terkait pelanggaran hak cipta. “Saya ikut mengawal terkait kasus ini termasuk pelaporan ke polres sumenep”, pungkasnya.

Baca Juga :  Putus Penyebaran Covid-19, Persit KCK Cabang XVI Dim 0701 Banyumas Laksanakan Vaksinasi

Kepala dinas pendidikan sumenep, A. Shadik pada saat ditemui di ruangannya menilai bahwa dugaan kejadian ini sangat memukul dinas pendidikan, karena kalangan menilai bahwa program ini adalah bentuk nilai proyek dari dinas pendidikan. Padahal ada perbupnya. Paparnya.

“Saya selalu diserang oleh para wartawan dan LSM terkait masalah ini, salahsatunya tentang keterlambatan seragam batik sumenep untuk siswa, khususnya bagi sekolah dasar (SD) yang sama sekali tak tersalurkan”, terangnya.

“Padahal kami sudah melayangkan surat edaran ke setiap sekolah untuk pemberitahuan”. Tambahnya.

Sementara Didik Hariyanto sebagai IKM yang ditunjuk langsung dan pemilik sertifikat hak cipta batik sumenep yang bergambarkan labeng mesem, terasa sangat kecewa dengan adanya oknum yang melakukan jiblakan karyanya,

Baca Juga :  Kunjungi RSUD dr. M. Thomsen Nias, Menteri PMK dan PPPA Serahkan Bantuan APD

“Saya sangat kecewa dengan kejadian ini, sepertinya dinas pendidikan lemah dan lengah dalam mengawasi hal ini, karena sampai ini belum ada surat yang masuk pada kami terkait permintaan pemesanan baju batik sumenep untuk seragam siswa sekolah dasar (SD), jelasnya.

Namun kenyataan yang ada malah 85 persen siswa SD sudah banyak yang memakai seragam batik sumenep desain saya”, tegasnya.

“Saya tidak tahu mengapa ada orang lain yang nyusup ke sekolahan untuk mengalihkan semua pekerjaan saya terhadap orang lain”, tambahnya.

Dugaan sementara, dibalik semua ini ada oknum dinas yang bermain dengan pihak luar demi kepentingan pribadi. (Zai/IM)