Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Peristiwa

Pelaku Terduga Teroris Asal Malang, Dikampungnya Dikenal Baik

Avatar of admin
×

Pelaku Terduga Teroris Asal Malang, Dikampungnya Dikenal Baik

Sebarkan artikel ini
Rumah terduga teroris
Rumah terduga teroris

Reporter : Adi Wiyono

Kota Batu, Suara Indonesia-News.Com – Yayan  joko Jahyudi alias Alwy, alias Harum alais Fatahillah Warga  Desa Pondok Agung, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang tidak banyak  ditangkap anggota Detasemen khusus (Densus) anti terror  88 dan Personel Polres Lawu, Senin (25/1/2016) gara-gara melakukan serangkaian  pembunuhan dua anggota polisi Briptu Andi Sapa dan Brigpol Sudirman  di Poso Sulawesi Tengah , awal Oktober 2012 lalu.

Warga setempat biasa-biasa saja, tenang-tenangsaja seperti tidak ada apa-apa dan tidak yakin  kalau Pemuda 25 tahun  warga  Dusun Gobed RT 7 RW 2 desa setempat ini ditetapkan   sebagai pelaku terduga teroris dan ditetapkan menjadi tersangka multilasi dua anggota polisi. Tidak  banyak yang tahu kalau  namanya tenar karena dikampungnya memiliki pribadi yang baik

“Memangnya ada kabar apa dengan Yayan, kok banyak wartawan ke kampung kita,” ujar Kristiani, adik Ngatemi, ibu Yayan kepada Suara Indonesia, Rabu (27/1/2016) sore. Mata Kristiani lebih terbelalak kaget saat mendengar Yayan sudah ditangkap polisi.

Baca Juga :  Akibat Gempa Tektonik 4,9 SR, Seorang Siswa di Sumenep Dilarikas ke RS

Dimata keluarga dan tetangganya, anak sulung pasangan Suyitno dan Ngatemi ini dikenal kalem, lugu dan tidak pernah bikin ulah apalagi berurusan dengan polisi. Kristiani terus mencoba mengorek keterangan dari Suara Indonesia, hingga akhirnya ia memutuskan menyalakan televisi untuk mencari kabar tentang keponakannya tersebut.

Kecemasan Kristiani ini bisa dimaklumi, pasalnya selama ini Yayan dikenal seorang pemuda memiliki pribadi yang baik. Yayan yang pernah sekolah di SMK Dwija Bakti (DB) Jombang hingga lulus ini tidak pernah memiliki catatan kriminalitas.

Bahkan Yayan baru saja menikahi seorang gadis yang juga tinggal di Kecamatan Kasembon tahun 2014 lalu. “Istrinya  juga diboyong ke Kalimantan Timur, Yayan memang bekerja di sebuah bengkel batu bara di sana,” ujar Kristiani. Selama bekarja disana pun, Yayan sering pulang kampung.

Rumah Yayan memang tergolong daerah terpencil, hingga tidak semua orang memiliki informasi yang cukup tentang pergerakan Densus 88 anti terror. Untuk mencapai rumah tidak mudah.

Baca Juga :  Perum KPH Perhutani Jember, Bagikan Daging Qurban Kepada Warga Pinggiran Hutan

Dari jatung Kecamatan Kasembon masih harus menempuh jarak kurang lebih 10  kilometer dengan jalan yang bergelombang. Rumah Yayan yang merupakan bangunan rumah tempo dulu yang terbuat dari kayu tertutup rapat.

Di depan rumahnya terlihat beberapa baju seragam dijemur. “Adik Yayan satu sudah bekerja di PT PAL, adik yang satunya masih sekolah dan belum pulang, kalau ayahnya tadi masih ada di Balai Desa, ada acara,” ujar Kristiani.

Suyitno ayah Yayan, keseharian dikenal sebagai Kaur Umum, Desa Pondok Agung. Ia membantah kalau anaknya terlibat dalam jaringan teroris Santoso ini. Ia mengaku kaget saat ada pemberitaan yang mengatakan anaknya disebut-sebut sebagai terduga teroris.

“Anak saya memang bekerja di Kalimantan Timur, sebagai mekanik di sebuah perusahaan batu bara, tidak mungkin anak saya terlibat organisasi terlarang,” ujar Suyitno.