Suara Indonesia-News.Com, Bogor – Mulai tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013. Implementasi kurikulum tersebut diatur dalam Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013.
Keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 SD ditentukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan di SD, baik kepala sekolah, pengawas sekolah, dinas pendidikan, dan terutama guru.
Dalam pelaksanaan, faktor kondisi geografis, jumlah sekolah dasar, jumlah guru Indonesia yang sangat besar merupakan tantangan tersendiri dalam sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan kurikulum 2013. Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 01 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar sebagai Direktorat Teknis, memandang penting menyusun berbagai panduan teknis sebagai petunjuk operasional dalam mengimplementasikan berbagai tuntutan dalam Kurikulum 2013.
Implementasi Kurikulum 2013 di SD yang dilaksanakan secara bertahap, yaitu di Kelas I, II, IV, dan V, memerlukan penanganan dan pengorganisasian secara khusus, mengingat kelas III dan VI baru akan melaksanakan Kurikulum 2013 pada tahun 2015.
Akan tetapi pada penerapan program pendidikan 2013 ini dikeluhkan oleh para orang tua murid terutama kelas I (satu) SD, Fitri salah satu orang tua murid SD kelas I disalah satu sekolah SDN Kota Bogor, mengatakan kepada suara indonesia, dirinya mengeluhkan penerapan program pendidikan 2013 ini.
”gimana mungkin anak saya bisa untuk bikin bingkai dengan memberikan variasi dari potongan Koran yang sudah dibasahi baru ditempelkan lagi, yang sekolah anak saya atau saya,”keluh fitri.
Sementara, Kepala Sekolah SDN Pengadilan II Kota Bogor, mengatakan kepada Suara Indonesia diruangan Kerjanya, bahwa dirinya bingung dengan kebijakan pengambil keputusan, baik itu dari Dirjen Pendidikan maupun Kemendikbud, sebab pada pelaksanaannya ada yang sudah menerapkan program pendidikan 2013 dan ada juga yang diterapkan program pendidikan 2006, tuturnya.
Sugeng juga menambahkan- bahwa dirinya sebagai kepala sekolah meminta ketegasan kepada pemberi kebijakan agar diseragamkan, apakah itu program 2013 maupun program 2006, agar para pendidik maupun orang tua murid tidak kebingungan.
Hal yang sama, kata Sugeng dirinya sering didatangi orang tua murid dan menanyakan hal serupa dengan pertanyaan bu Fitri, tapi sebagai pengemban tugas yang taat kepada peraturan dan atasan, dirinya tetap menampung keluhan para orang tua murid. (Iran G Hasibuan).













