Ongkos Murah, Pelipat Surat Suara Banyak yang Merotoli

oleh -182 views

LUMAJANG, Kamis (28/2/2019) suaraindonesia-news.com – Ratusan pelipat kertas surat suara di KPU Kabupaten Lumajang banyak yang merotoli. Hal itu dikarenakan murahnya ongkos melipat kertas surat suara tersebut.

Triyoso (50), warga Desa Grati, Kecamatan Sumbersuko, yang sebelumnya sudah beberapa kali ikut kegiatan yang sama, namun hasilnya jauh dari kegiatan melipat pada Pilkada lalu.

“Kami per kelompok dikejar target, namun harus selesai. Sebenarnya itu tidak masalah jika ongkosnya lebih dari tinggi dan manusiawi,” katanya, saat ditemui awak media.

Dirinya yang sudah mengundurkan diri 2 hari lalu, mengungkapkan juga kalau banyak temannya yang juga mengundurkan diri setelah sehari ikut melipat.

“Misal per kelompok dijatah 1000 lembar, maka mendapatkan fee Rp. 100 ribu. Kalau per kelompok ada 5 orang, jadi per orang mendapatkan jatah Rp. 20 ribuan. Dan itu kerja seharian, mulai jam 7 pagi, baru pulang jam 8 malam,” keluhnya.

Hal yang sama dikatakan Sunarmi (45), perempuan warga Kelurahan Tompokersan, Kecamatan Lumajang, juga mengeluhkan hal yang sama. Betapa tidak, sebab pekerjaan sudah sulit, tapi fee nya sangat tidak sepadan.

“Tidak sumbut dengan kerjanya mas. Masak kita dihargai Rp. 100 per lembarnya. Itu sangat murah banget, ngga cocok,” ujar perempuan yang kesehariannya sebagai tukang jahit ini.

Ada juga warga Kecamatan Kota Lumajang, bernama Imam, juga sangat menyayangkan atas fee yang murah dari kegiatan melipat kertas surat suara di KPU Kabupaten Lumajang.

“Saya ngga kuat mas. Terlalu murah, dan tidak nunut dengan waktu yang sudah saya dikeluarkan. Lama bayaran kecil,” ucapnya.

Dari pantauan awak media, banyak warga dari Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember yang ikutan melipat jadi mundur karena keluhan hal yang serupa.

Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Lumajang, Siti Mudawiyah, menerangkan jika mundurnya masyarakat pelipat kertas surat suara itu bukan karena ongkos yang murah.

“Karena di awal kami sudah sampaikan ke pekerja, kalau ongkosnya Rp. 75 untuk melipat kertas surat suara Pilpres, dan Rp. 100 untuk melipat kertas surat suara Pileg,” terangnya.

Kata Mudawiyah, hal itu disampaikan terlebih dahulu untuk menjaga transparansi ongkos kepada para pekerja. “Kebanyakan mereka merasa capek. Dari pagi sampai sore dan belum terbiasa kayaknya,” paparnya.

Dan jumlah pekerja sejak awal ada sekitar 440 orang. Setiap kelompok bila ada yang mundur, menurut Mudawiyah, langsung ada penggantinya.

“Tidak sampai mandek (berhenti). Tidak ada potongan untuk makan, memang berbeda dengan Pilkada lalu mas,” pungkasnya.

Reporter : Fuad
Editor : Agira
Publiser : Imam

Tinggalkan Balasan