Lhokseumawe, Suara Indonesia-News.Com, Sikap arogansi petugas Imigrasi Kelas II Lhokseumawe di Provinsi Aceh yang menantang duel wartawan Lintas Atjeh menuai kritikan.
Mereka yang mengecam masing-masing Ketua Forum Komunikasi Wartawan Media Online (FKWMOL-Aceh) Razali SKM, Direktur LSM Gerakan Rakyat Aceh Membangun (GRAM) Muhammad Azhar A.Md, dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Iskandar Muda yang juga Wakil Ketua PWI Aceh, H. A. Muthallib IBR, SE.,SH.,M. Si.
Pemimpin Redaksi Lintas Atjeh, Ari Muzakki meminta pihak Imigrasi agar tidak memperuncing permasalahan dan tidak bertindak layaknya seorang provokator.
“Seharusnya sebagai salah satu pejabat di Imigrasi Kelas II Lhokseumawe, Albert Djalius bisa bersikap bijak dan memahami permasalahan, bukannya memperuncing permasalahan,” kata Ari, hari ini.
Albert Djalius, tambahnya, seharusnya tidak hanya mendengar informasi dari salah satu pihak saja, melainkan bisa ditanyakan juga informasi dari wartawan yang berseteru dengan petugas Imigrasi tersebut.
Ketua FKWMOL, Razali SKM menilai tindakan pelaku tidak dapat ditolerir karena dinilai telah mencederai semangat demokrasi dan kebebasan pers. Karena itu sudah termasuk dalam katagori menghalang-halangi tugas pers dan melanggar undang-undang (UU) Pers No. 40 tahun 1999.
“Kami tidak akan membiarkan penghadangan terhadap siapa saja yang menghalangi /menantang dan membungkam tugas jurnalistik, itu merupakan pelanggaran yang sangat serius,” tandasnya.
Muhammad Azhar A.Md selaku Direktur LSM GRAM juga sangat menyayangkan persoalan itu. “Kita sangat menyayangkan terkait hal ini, apalagi terhadap insan Pers yang harusnya dilayani dengan baik ketika sedang menjalankan tugas jurnalistiknya,” katanya.
Dirinya juga menilai bahwa sikap petugas Imigrasi dan pernyataan Albert Djalius selaku Wasdakim Imigrasi yang terkesan provokatif itu justru lari dari semangat Motto Imigrasi yang “melayani dengan tulus”, serta semangat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) yang menetapkan tahun 2014 sebagai tahun inovasi pelayanan publik.
“Kita lihat saat ini Imigrasi Lhokseumawe justru mengabaikan semangat itu mengenai etika dalam memberikan pelayanan. Inovasi pelayanan publik itu dimaksudkan untuk mendorong instansi pusat maupun daerah agar dalam melakukan inovasi pelayanan publik lebih fokus, terarah, mendalam dan berkesinambungan,” ucapnya.
LBH Iskandar Muda yang juga Wakil Ketua PWI Aceh, H. A. Muthallib IBR, SE.,SH.,Msi juga angkat bicara. Dirinya meminta Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) untuk segera meninjau kinerja Imigrasi tersebut.
“Karena pejabat publik masih ada seperti ini, disamping petugas yang arogan, tidak tertutup kemungkinan adanya indikasi pungli di intansi tersebut,” katanya.
Menurutnya, semua permasalahan bisa dicari solusi atau bahkan lebih baik pihak Imigrasi menjalin kinerja yang harmonis dengan semua pihak termasuk wartawan. Dengan demikian, MenKumham diminta segera mengevaluasi kinerja Imigrasi Lhokseumawe.
“Kementrian Hukum dan HAM Aceh juga jangan tutup mata tentang kasus di Imigrasi Lhokseumawe,” harapnya dengan tegas.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada Selasa pagi (16/6), empat orang wartawan mendatangi kantor Imigrasi Kelas II Lhokseumawe di Jalan Pelabuhan untuk wawancara dengan Kepala Imigrasi, Muhammad Akmal terkait pengungsi Rohingya. Namun yang bersangkutan justeru tidak ada ditempat.
Lantas ke empat wartawan itupun hendak meninggalkan tempat, tapi dihadang petugas pengamanan, Busairi dengan menantang duel wartawan.
Diruangan belakang yang dilengkapi dengan camera CCTV, atau tepatnya di depan toilet, salah satu wartawan dari Media Online Lintas Atjeh, Syamsul Arifin menjadi korban arogan petugas pengamanan tersebut.
Syamsul Arifin justru hanya bisa diam, sementara rekannya yang merupakan wartawan dari Koran Inspirasi Rakyat (Koin Rakyat), Lintas Atjeh dan Harian Analisa Daily mencoba untuk mendinginkan situasi.
Namun oknum tersebut tetap ngotot bersikukuh menantang duel dengan wartawan.
Dalam hal ini, Albert Djalius malah menduga bahwa wartawan tersebut yang bermula mengajak petugasnya untuk duel secara jantan diluar.
“Saya sudah tanya dengan yang bersangkutan (Busairi,red). Kata dia, wartawan itu yang ngajak duluan untuk duel diluar secara jantan. Ya sudah, saya pun bilang juga sama petugas saya ini untuk selesaikan diluar, dan jangan bawa nama Instansi,” kata Albert saat di hubungi oleh salah satu media Online Rabu lalu.(Rusdi Hanafiah).