Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Pendidikan

Masyarakat Kepulauan Batu Berharap PT. Guruti dan Nauli di Tutup

Avatar of admin
×

Masyarakat Kepulauan Batu Berharap PT. Guruti dan Nauli di Tutup

Sebarkan artikel ini
IMG 20161203 WA0011

Reporter : BTF

Nias, Sabtu (3/12/2016) suaraindonesia-news.com – Masyarakat Kepulauan Batu berharap kepada Pemerintah Daerah dan lembaga DPRD Nias Selatan agar PT. Gunung Raya Timber Industries dan PT. Teluk Nauli di tutup karena keberadaan kedua PT. tersebut tidak serta merta menjadi benetitas (keuntungan) keberadaannya di daerah kepulauan batu

Salah seorang masyrakat kepulauan batu atas nama FD dan juga merupakan mantan karyawan PT. Guruti yang notabenenya sampai saat inipun belum mendapatkan kejelasan BPJS hingga telah di PHK.

Mendengar hal demikian Ketua Garda Muda Mandiri saat memfasilitasi korban dari PT. tersebut untuk beraudiensi dengan Ketua dan anggota Komisi B DPRD NISEL mengecam bahwasanya keeradaan PT. tersebut tak layak karena sudah tidak sesuai dengan aturan main terutama reboisasi yang tak pasti di lakukan termasuk dengan kewajiban-kewajiban lainnya.

Baca Juga :  41 Jurnalis dari Berbagai Media Ikuti UKW 2017

Bahkan salah seorang staf Puskesmas di pulau-pulau Batu Timur inisial PG mengatakan Pihak PT. GURUTI pernah menjanjikan dana kelola sosial kepada masyarakat yang mana dana tersebut akan di berikan kepada tenaga honorer daerah setempat alhasilnya.

“Kami selaku tenaga honorer di wilayah setempat belum pernah tersentuh dengan dana yang telah di janjikan kepada kami,” jelasnya.

Salah satu anggota komisi B atas nama Yulinar Bidaya bahwasanya hal demikian memang telah di laksanakan RDP kepada kedua perusahaan terkait.

Baca Juga :  Isak Tangis Orang Tua dan Siswa Warnai Doa Bersama Jelang UNBK

“Namun dalam hal ini hanya saya yang getol agar PT tersebut di tutup dan secara pribadi juga telah membawa surat ke sekretariat negara agar kedua PT. tersebut di tutup. Dan saat RDP tgl 26 okteber berlangsung Yulinar Bidaya menyatakan kekecewaannya terhadap salah seorang anggota DPRD inisial SM yang saat itu menentang saya di rapat bahkan dengan menggunakan bahasa pasaran yang tak seyogiayanya di lontarkan pada sebuah rapat lembaga terhormat. Sungguh ironi demikian bukannya menyuarakan dan memperjuangkan hak masyarakat tapi malah menentang hatipun bertanya-tanya mengapa demikian terjadi ??,” ukasnya.