SUMENEP, Sabtu (23/04/2022) suaraindonesia-news.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti seluruh masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di masa peralihan (Pancaroba) dari musim hujan ke musim kemarau.
“Cuaca ekstrem berpotensi besar terjadi selama musim peralihan. Mulai dari hujan disertai petir, angin kencang, dan longsor serta terjadinya genangan air,” ungkap Kepala BMKG Kalianget Sumenep, Usman Khalid. Sabtu, 23 April 2022.
Usman mengatakan arah angin bertiup sangat bervariasi sehingga mengakibatkan kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah dari panas ke hujan atau sebaliknya.
Namun secara umum, lanjut dia, biasanya cuaca di pagi hari cerah, kemudian siang hari mulai tumbuh awan, dan hujan menjelang sore hari atau malam.
“Kepada masyarakat yang tinggal di daerah tempat yang rawan, kami mengimbau untuk waspada dan berhati-hati,” himbaunya.
Perlu diketahui, BMKG Kalianget Sumenep memperkirakan bulan April ini merupakan puncak peralihan musim hujan ke musim kemarau.
Sebagian wilayah Sumenep yang memasuki awal musim kemarau pada April di dasarian satu sampai ketiga atau 10 hari terakhir bulan April 2022 ini.
Diantaranya, kecamatan Ambunten, Batu putih, Bluto, Dasuk, Ganding, Guluk-guluk, Lenteng, Manding, Pasongsongan, Pragaan, Rubaru, Arjasa, Gayam, Kangayan, Nunggunong, Raas, dan Sapeken.
Wilayah lain di Kabupaten Sumenep yang juga akan memasuki musim kemarau pada dasarian satu sampai dua pada bulan Mei 2022 mendatang. Yakni, kecamatan Masalembu.
Sementara wilayah Sumenep yang memasuki musim kemarau di dasarian tiga pada bulan Maret 2022, diantaranya kecamatan Batang-batang, Batuan, Batu putih, Bluto, Dungkek, Ganding, Gapura, Gili genting, Kalianget, Kota Sumenep, Lenteng, Manding, Rubaru, Saronggi, dan Talango.
“Sedangkan puncak musim kemarau jatuh pada bulan Agustus 2022 mendatang,” tegas Usman.
Reporter : Sya
Editor : Redaksi
Publisher : Ipul