Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaSosial Budaya

Masih Ada Pungli Dalam Program Rutilahu Pemkab Jember

Avatar of admin
×

Masih Ada Pungli Dalam Program Rutilahu Pemkab Jember

Sebarkan artikel ini
IMG 20170925 093238
Foto : Penerima Program Rutilahu, Surijan dan istrinya di depan rumah miliknya yang masih menunggu untuk dibenahi. (Foto : Guntur/SI)

JEMBER, Senin (25 September 2017) suaraindonesia-news.com – Bupati Jember, dr. Hj. Faida, MMR sampai mengumpulkan Calon Penerima Program Rehab Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni) untuk memastikan program ini tidak simpang siur dan masyarakat mendapatkan penjelasan langsung dari Bupati Faida, Jumat (28/7) di Pendopo Wahya Wibawa Graha.

Hal itu semua dilakukan Pemkab. Jember untuk menghindari adanya Pungli (Pungutan Liar), namun nyatanya program mulia ini terpaksa mengalami kendala atas ulah oknum tertentu yang terus mencari celah untuk melakukan Pungli.

Salah satu Penerima Rehab Rutilahu, Surijan (62), warga Jalan Tidar Lingkungan Pelindu RT 001 RW 015 Kelurahan Karangrejo, Kec. Sumbersari mengatakan dirinya telah dimintai sejumlah uang untuk pembuatan rekening.

“Kelompok kesini minta uang ke saya sebesar Rp. 50 ribu untuk pembuatan rekening katanya, padahal saya sendiri dengar di Pendopo, Bu Faida bilang bahwa rekening gratis,” terang Surijan di rumahnya, Minggu (24/9)

Bahkan dirinya diminta untuk tidak membuka mulut kalau sudah dimintai uang ini. “Mereka (para kelompok pendamping, red) bilang jangan sampai kedengaran diminta Rp. 50 ribu ini,” ucap Surijan menirukan kalimat yang diucapkan para kelompok pendamping.

Tidak hanya itu, Surijan mengaku telah dimintai beberapa tanda tangan yang tidak tahu tujuannya untuk apa.

Baca Juga :  Kapolri Apresiasi Keberhasilan Satgas Manago Raya Tindak Tegas Kelompok Teror Ali Kolara di Poso, 4 DPO Masih Diburu

“Saya diminta tanda tangan di Kelurahan, saya tidak tahu untuk apa, karena terlalu cepat dan ditutupi dengan lengan tangan petugas, ya saya tidak tahu untuk apa, kedua kalinya tanda tangan lagi di rumah dan diminta foto KTP tapi saya juga tidak tahu untuk apa tanda tangan itu,” tambahnya

Baca Juga : Hindari Pungli, Bupati Faida Kumpulkan Calon Penerima Rehab Rutilahu

Senada dengan Surijan, warga Jl. Tidar Lingkungan Pelindu RT 001 RW 015, Juma’iyah mengatakan bahwa dirinya juga ditarik Rp. 50ribu oleh kelompok pendamping

“Enggi, buleh epentaih obeng Rp 50ribu nang compok kantoh, enca’en gebei rekening, pokok ebejer pon ( Iya, saya dimintai uang Rp. 50 ribu, disini di rumah ini, katanya untuk buat rekening, ya saya bayar saja ),” ucap Juma’iyah menggunakan bahasa madura.

Sementara itu, Lurah Karangrejo, Drs. Mohamad Syafii, M.Si menjelaskan bahwa dirinya tidak mengetahui bahwa pembuatan rekening gratis.

“Memang pertamanya kami lurah tidak tahu bahwa ternyata rekening itu gratis, ketua kelompok itu ngumpul di kelurahan, kesepakatan beberapa ketua kelompok itu narik Rp. 50ribu untuk pembuatan rekening,” terang Lurah Karangrejo.

Baca Juga :  PT. KAI Akan Tutup Pintu Stasiun Kapten Muslihat

Seiring berjalannya waktu, lanjut Lurah, dirinya mengetahui bahwa ternyata rekening tersebut gratis, lalu dirinya langsung menanyakan kejelasan uang tersebut lari kemana kepada para ketua kelompok.

“Kemana uang tersebut, mereka (para ketua kelompok, red) menjawab uang yang diterima semua dipegang Ibu Nur, katanya untuk beli materai,” tambah Lurah.

Media ini pun menanyakan siapa Ibu Nur kepada Lurah Karangrejo.

“Ibu Nur adalah istri dari staf saya, Kasi Pelayanan Umum, Bapak Nurul Huda,” jawab Lurah.

Dan mengagetkannya lagi, ternyata menurut keterangan Lurah, Ibu Nur ini tidak ada kaitannya dengan program ini.

“Ibu Nur hanyalah istri staf, tidak ada kaitannya dengan program ini,” jelas Lurah.

Tidak hanya itu, rakyat juga terpaksa harus menunggu lama rumahnya diperbaiki yang diakibatkan oleh perselisihan penetapan toko bangunan untuk menyuplai kebutuhan bahan material Proyek Rutilahu ini.

“Rumah saya juga tidak segera direhab karena adanya perselisihan penentuan toko oleh para kelompok pendamping, ini sudah 2 bulan kami menunggu,” ucap Surijan kepada media ini.

Surijan dan Juma’iyah hanyalah potret dari sekian ratus warga penerima Rutilahu di Desa Karangrejo, Kec. Sumbersari yang ingin rumahnya secepatkan diperbaiki. (Guntur)