Reporter : Zainal
Raja Ampat, Suara Indonesia-News.Com – Pemanfaatan dan pengelolan sumberdaya alam (SDA) serta pengelolaan lingkungan hidup di Kabupaten Raja Ampat secara tepat merupakan salah satu persyaratan terwjudnya pembangunan yang berkelanjutan.
Kerusakan lingkungan darat juga dapat mengakibatkan terdegradasinya lingkungan darat yang berdampak pada kerusakan kawasan pesisir, seperti tercemarnya terumbu karang akibat sedimentasi, pendangkalan dan lain sebagainya.
Sebab itu penetapan secara dini sebagian besar kawasan perairan laut Raja Ampat di tetapkan sebagai kawasan lindung dan kawasan konsevasi itu merupakan kebijakan yang tepat.
Sesuai informasi data yang dihimpun Suara Indonesia, ada tujuh wilayah konservasi kawasan laut daerah yang ditetapkan oleh Pemda Raja Ampat. Wilayah tersebut antara lain, Kofiau, Missol, Dampier Strait, Teluk Mayalibit, Sayang-Wayag-Kepulauan Uraine, Ayau dan Kepulauan Asia, serta Suaka Margasatwa Waigeo.
Selain itu Kabupaten Raja Ampat memiliki daratan pulau-pulau kecil yang berkarakter bahari yang mana pulau-pulau kecil itu di huni bermacam jenis fauna endemik yang tidak ditemukan di bagian negara lain. Seperti beberapa jenis fauna langka, cenderawasih merah (paradise rubra), cenderawasih botak (cicinnurus republica), dan maleo Waigeo (aepypodius brujnii) yang menjadi aset sangat bernilai bagi kawasan konservasi daerah kepulauan Raja Ampat. Tentunya seluruh sumberdaya alam yang di miliki harus terjaga dan dikelola dengan baik.
