Lakon "Kepaten Obor" Berlaga di Festival Lomba Teater Tingkat Nasional - Suara Indonesia
Example floating
Example floating
Sosial Budaya

Lakon “Kepaten Obor” Berlaga di Festival Lomba Teater Tingkat Nasional

×

Lakon “Kepaten Obor” Berlaga di Festival Lomba Teater Tingkat Nasional

Sebarkan artikel ini
IMG 20160518 WA0061

Reporter: Ipung

Pati, suaraindonesia-news.com – SMK AL-Falah winong Pekalongan Pati mewakili festival teater pelajar tingkat nasional Di TIM (Taman Ismail Marzuki) jakarta-Pusat. Yang mendapat jadwal pentas senin (16/05/2016) jam 19.30 wib.

Pertarungan sengit dari segala penjuru yang berlaga adrenalin besar Untuk merebutkan sang juara. Namun kegagahan dari tim teater Pelajar asal Pati yang ditunjuk untuk mewakili propinsi  Jawa tengah tak mau kalah begitu saja, bersih teguh berkarya demi bangsa untuk meraih citanya mengharumkan nama daerahnya.

Lakon “Kepaten Obor” karya; Pendi Soekarjo yang ia bawakan dalam laga pertarungan festival Teater/drama tingkat Pelajar se-indonesia dibilang sangat sukses dan memiliki kesan tersendiri. Festival kali ini diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut mulai tgl. 16/05-19/05-2016 di TIM cikini Jakarta Pusat dengan jumlah peserta 34 teater pelajar tingkat propinsi diseluruh indonesia  yang akan berlaga nantinya, yakni teater Falah propinsi jawa tengah, teater merah (Aceh), sanggar Otahiya (gorontalo),teater pontianak (kal.bar),mekar kesuma (NTB,teater kakana (sulbar), teater Brioson (Sulsel), teater Atela (jakarta), teater Viera (Maluku), teater Marshmellow (Bengkulu),sanggaer teater Smero (yogyakarta), yayasan bina teater Kutai (Kaltim), teater Honai (Papua), teater Bingkai (Sumsel), teater Matan (RIAU), sanggar teater Kolaka (Sulteng), Kwalaiyo (bangka belitung),salaka teater (Banten),Kuju (Jambi), Saung seni soerawoeng warna (jabar),Tingiang Nganderang (Kalteng),Genta Malini (Bali),sanggar Kreatif (Sulut),laman budaya soemenanjung (KEP.Riau),Sint.Carollus (Ntt), teater Cupido (lampung),sanggar Folakatu (Maluku Utara), D’lick (Sumut), sang gendang dan play ground (JATIM), teater Kita ( Kal.Sel), Busak Kambang (Kal.Ut), Lentera (Sulteng), Ranah (SUMBAR), Dan sanggar seni iriantos (Papua Barat).

Baca Juga :  Menjaga Kesucian Ihram dan Kesehatan Selama Ibadah Haji: Nasihat dari Direktur Utama BPRS Bhakti Sumekar

The bud mereka bisa diakui jempol beberapa kali menyabet juara. Gak cuman dalam festival teater maupun drama akan tetapi sang pembina seni disekolahnya SMK AL-Falah Pendi Soekarjo juga berkiprah dicinemathography nominasipun ia juarai.

Tak salah lagi, meski pelajar dari kampung SMK Al-Falah dibilang mampu bersaing dengan kualitas karakternya, pkl.19.30 wib unjuk kebolehan dalam panggung teater dengan lakon “Kepaten Obor” karya:Pendi Soekarjo selesai pada sesi menunjukan karya panggungnya kali ini.

Salah satu aktor dari lakon “Kepaten Obor”menyampaikan kepada suaraindonesia-news.com, bahwa pihaknya senang adanya kegiatan tersebut.

“Kami sangat senang  dengan adanya kegiatan ini, dapat membuka khasanah kekayaan panggung /TEATER DI indonesia. Yang jarang kami ketahui selama ini yang  hampir punah ditelan kemodernan zaman,” ungkapnya.

Baca Juga :  Jatim Park Group Kurang Lahan Parkir Pemkot Batu Segera Wujudkan Rest Area

Ia menabahkan, Festival Nasional TEATER 2016 merupakan  program kementerian kebudayaan dan pendidikan RI. yang menjadi ajang silaturahmi pegiat TEATER remaja seluruh indonesia.

“Kita sebagai peserta yang ditunjuk mewakili Jawa Tengah harus  tampil dengan maksimal menang dan kalah sudah menjadi resiko setiap kompetisi, dalam ajang nasional  perayaan TEATER tingkat Nasional  kali ini mampu berbicara minimal dan menyampaikan pesan sederhana dari persoalan kampung. Tentu dengan kaidah kaidah pendramaan yang teliti,sederhana dan cerdik”, imbuhnya Pendi Soekarjo pembina teater SMK Al Falah winong kidul -Pati.

Hal serupa disampaikan beberapa aktor teater/drama Falah yang memerankan lakon “Kepaten Obor” yakni

Simah, Minah, Darti dan Koco saat ditemui suara indonesia-news.com, Kepaten Obor memiliki makna sendiri diambil dari kritik sosial yakni, terputusnya keturunan/Kekerabatan pada term islami bahwa doa yang akan di  kabulkan tuhan  kepada orang tua yang telah meninggal adalah doa dari sang anak.

“Dalam naskah ini mengisahkan seseorang yang Tak memiliki “Obor”, obor diartikan adalah anak, jika orang tersebut meninggal dunia dan tak ada yang mengirim doa manakala kehidupan dialam barzah kelak akan bagaimana,” pungkasnya.