Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Berita UtamaSosial Budaya

Kurang Mendapat Perhatian Dari Pemerintah, Seorang Nenek Bertahan Hidup di Gubuk Reot

Avatar of admin
×

Kurang Mendapat Perhatian Dari Pemerintah, Seorang Nenek Bertahan Hidup di Gubuk Reot

Sebarkan artikel ini
PhotoGrid 1466169395972

Reporter: Jar

Sumenep, suaraindonesia-news.com – Siya (70), Dusun Gaber Desa Soddara, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, hidup mederita disemak-semak.

Nenek yang udzur ini, tinggal seorang diri digubuk reot yang terbuat dari anyaman bambu dengan lebar sekitar 2,5 meter.

Gubuk reot tersebut, dijadikan nenek Siya begitu warga menyebutnya, sebagai tempat tidur, salat, dan sekaligus menjadi tempat memasak. Padahal kondisi nenek yang hidup sebatangkara ini, kondisi fisiknya sudah mulai melemah.

Ia bertahan hidup, berkat kerja kerasnya serta belas kasihan sanak familinya. Karena sejak suaminya meninggal puluhan tahun lalu, nenek Siya, yang memang tidak punya saudara kandung, maupun turunan, memilih hidup mandiri di semak-semak.

Baca Juga :  PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Sosialisasikan Penyesuaian Tarif Air Minum

Meski saat ini tubuhnya sudah tidak muda lagi, dan kebutuhan hidupnya terkadang sudah dibantu sanak familinya, namun nenek Siya tetap semangat bekerja. Nenek Siya, tidak ingin menggantungkan sisa hidupnya, pada belas kasih sanak keluarganya.

“Keseharian nenek Siya, ya mencari kelapa jatuh, yang kemudian dijual untuk beli beras dan lauk. Tidak kegiatan lain selain itu,” kata Rahman, salah satu warga Desa Soddara, Kecamatan Pasongsongan, Jum’at (17/6/2016).

Baca Juga :  Lift RS Fatmawati Terjatuh, Satu Orang Korban Alami Luka Retak

Oleh sebab itu, melalui pemberitaan di media Rahman berharap ada kepedulian dari pihak terkait. Sehingga aktivitas nenek Siya mencari kelapa untuk ditukar sesuap nasi bisa dihentikan.

“Harapan saya, ada langkah konkrit dari pemerintah daerah, untuk membantu nenek Siya, sehingga kegiatannya mencari kelapa jatuh, bisa dihentikan. Lagian kan kasian orang sudah sepuh, masih berjuang ke pelosok kampung untuk mencari sesuap nasi,” pungkasnya