PEKALONGAN, Kamis (25/4/2019), suaraindonesia-news.com – Kondisi demografis dan geografis Kota Pekalongan yang rawan bencana banjir, gempa bumi, gunung berapi, tsunami, dan sebagainya mendorong semua sektor untuk siap siaga. Rumah sakit sabagai salah satu instansi pelayanan masyarakat yang rentan terjadi gempa bumi. Oleh karenanya, Rumah Sakit wajib membuat perencanaan program kesiapsiagaan darurat gempa.
Hal itu disampaikan Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi, dan Keuangan Setda Kota Pekalongan, Joko Purnomo saat mengisi pembukaan simulasi kewaspadaan bencana, Kamis (25/4). Kegiatan itu merupakan upaya untuk membekali puluhan pegawai rumah sakit terkait kesiapsiagaan bencana. Simulasi yang akan berlangsung 25-26 April 2019 itu diikuti oleh 85 pegawai rumah sakit.
“Kegiatan ini penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap bahaya gempa bumi,” terang Joko. Ia menambahkan, karyawan-karyawati rumah sakit harus selalu mengasah kemampuan demi keselamatan dan keamanan jiwa.
Kementerian PUPR sudah mengatur agar memenuhi perencanaan untuk kebencanaan. Pengajuan IMB swasta sendiri sudah dievaluasi untuk kebencanaan gempa bumi, kebakaran, dan sebagainya. Tapi, instansi rumah sakit pemerintah, RSUD Bendan dulu sudah, hanya pada saat pembuatan jalan evakuasi pasien ketika terjadi bencana, karena keterbatasan waktu dan anggaran belum terlaksana.
“Direktur RSUD Bendan sudah menyampaikan itu, saya harap SOP yang dibuat bisa dipahami oleh seluruh karyawan,” tegas Joko.
Sementara, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Pekalongan, Arif Mahanani menekankan, setelah simulasi diadakan, instansi-instansi di Kota Batik dapat melakukan evakuasi secara mandiri.
“Setelah ini, instansi-instansi harus sudah bisa melakukan evakuasi mandiri, dan menolong korban di tempatnya, minimal dari karyawannya,” harapnya.
Direktur RSUD Bendan, Junaedi menuturkan, perlu adanya regulasi sistem, sumber daya manusia, sarana dan prasarana khusus penyelamatan yang memadai guna mempersiapkan kesiapsiagaan bencana. “Kami mohon kepada BPBD memberikan sarana prasarana penunjang khusus penyelamatan, seperti tangga darurat dan jalur penyelamatan,” pungkas Junaedi.
Reporter : Arsyad
Editor : Agira
Publisher : Mariska