Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
AdvertorialEkonomiRegionalTeknologi

Kawasan Pertanian Terpadu, Bupati: Pertanian Maju dan Modern Wujudkan Deli Serdang yang Maju dan Sejahtera

Avatar of admin
×

Kawasan Pertanian Terpadu, Bupati: Pertanian Maju dan Modern Wujudkan Deli Serdang yang Maju dan Sejahtera

Sebarkan artikel ini
IMG 20221129 132731
Foto; Soft Launching Kemitraan Closed Loop Hortikultura di Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) Kabupaten Deli Sedang

DELI SERDANG, Selasa (29/11/2022) suaraindonesia-news.com – Ada Delapan Desa di Kabupaten Deli Serdang, yang berada di Kecamatan STM Hulu dikembangkan dengan menyesuaikan spesifik tanah di lokasi untuk dijadikan model dalam pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu (KPT).

Diantaranya jenis Holtikultura sayur-sayuran, baik itu sayur bunga, sayur buah-buahan dan obat-obatan (Biofarmaka).

Hadir dalam Soft Launching Kemitraan Closed Loop Hortikultura di Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) itu dihadiri Bupati Deli Serdang, H Ashari Tambunan di Desa Liang Pematang, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang, pada Kamis (3/11/2022) lalu.

Pada saat acara tersebut, Bupati menjelaskan, Kecamatan STM Hulu merupakan daerah pertanian. Potensi yang ada tersebut berpeluang akan meningkat kesejahteraan warga sekitar, dan Kabupaten Deli Serdang pada umumnya.

IMG 20221129 133309
Foto; Soft Launching Kemitraan Closed Loop Hortikultura di Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) Kabupaten Deli Sedang

Menurut Bupati, luas dan topografi Kecamatan STM Hulu sudah selayaknya dijadikan KPT untuk pertanian, perikanan dan peternakan serta pariwisata dalam mendukung kesejahteraan warga. Dengan program KPT 1.500 hektare (Ha) antar desa terintegrasi akan memberi manfaat untuk masyarakat.

“Dengan konsep closed loop dengan berbasis digital, saya harap bisa bersaing harga. Saya yakin kita dapat mewujudkan pertanian maju dan modern, sehingga visi dan misi Kabupaten Deli Serdang yang maju dan sejahtera dapat terwujud,” jelas Bupati, Selasa (29/11).

Untuk saat ini sudah ada 3 jenis komoditi yang bisa dikategorikan menjadi daerah produksi yang produktif di KPT tersebut yaitu tanaman Salak, Kelengkeng dan Pisangan Barangan Merah.

Salak dari tahun 2010 sudah diberikan bantuan bibit hingga saat ini dan bisa menghasilkan hingga puluhan ton setiap harinya. Untuk STM Hulu ini sudah menjadi sentra tanaman Salak dengan 2 kategori yaitu Salak Pondo dan Salak Madu.

IMG 20221129 133449
Foto; Soft Launching Kemitraan Closed Loop Hortikultura di Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) Kabupaten Deli Sedang

Hingga saat ini untuk tanaman Salak yang terlihat berkembang dalam pemasaran dan hasil produksi buahnya yang lebih menonjol adalah Salak jenis Pondo atau yang lebih terkenal dengan Salak Ponti (Salak Tiga Johar) dan hasilnya sudah dinikmati oleh para petani-petani di daerah Tiga Johar.

Pada saat acara Soft Launching Kemitraan Closed Loop terlihat hadir Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Agribisnis Holtikultura Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian, Yuli Sri Wilanti.

Disela-sela kegiatan tersebut Yuli Sri Willanti menjelaskan, konsep closed loop merupakan model kemitraan agribisnis hulu sampai hilir yang dikembangkan dalam ekosistem berbasis digital, teknik budi daya Good Agricultural Practices, sistem logistik yang baik, serta jaminan pasar dan harga yang bersaing oleh off taker.

Program kemitraan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui pendampingan proses budi daya dan kepastian akses pasar.

IMG 20221129 133700
Foto; Buah Kalengkeng di lokasi KPT

“KPT di STM Hulu ini akan dimajukan menjadi 1.500 hektare. Kami programkan closed loop dua tahun lalu di Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar) dan di Nusa Tenggara Timur (NTT) baru menunjukkan hasil. Model gotong royong dengan timnya adalah benar menjadi gotong royong yang tumbuh luar biasa dari masyarakat. Bersatu dalam keberagaman guna mendukung program KPT,” jelas Yuli.

Baca Juga :  HM Ali Yusuf Siregar Lantik Pengurus Gerakan Pramuka Kwartir Ranting Percut Sei Tuan Masa Bakti 2024-2027

Menurutnya, soft launching itu tidak akan berhenti di bidang hortikultura, namun akan berlanjut ke peternakan, perikanan dan pariwisata.

Dua tahun lalu, jelasnya, saat panen Klengkeng keinginan masyarakat tidak dari pusat idenya, namun ide langsung dari masyarakat. Diyakininya program itu akan berjalan baik ke depan.

“Bantuan dan dukungan dari Bupati serta para dinas sangat luar biasa yang sudah sangat komitmen, ketika membangun kawasan kolaborasi dari pusat. Hortikultura sub sektor menjadi andalan, sebab dalam pandemi pertanian tumbuh positif. Catatan hortikultura lebih tinggi pertumbuhannya,” bebernya.

Kepada awak media dirinya mengatakan, bahwa soft launching tersebut akan melaporkan hasilnya ke atasan termasuk ke Menko Perekonomian RI.

Diharapkan, tahun depan akan melakukan ground launching setelah menerima master plan dari para inisiator.

IMG 20221129 133850
Foto; Pajahe (Padi, Jagung, Kedelei, Jahe) dilokasi KPT Deli Serdang

“Para inisiator dan petani, mari semangat terus dan janji kami akan mendorong ide Bapak dan Ibu menjadi program nasional. Memang benar, banyak pekerjaan rumah kita. Dan kita koordinasikan, mulai infrastruktur, sertifikasi lahan, kelembagaan petani kita dan akan kordinasi ke kementerian terkait,” tegasnya.

Sedangkan inisiator KPT, M Zein Ginting berharap program 1.500 hektare (ha) KPT Deli Serdang tersebut bisa menjadi program nasional.

“Keinginan masyarakat STM Hulu ini untuk terus berbuat baik, sudah dimulai Bapak Jani Ginting, yang awalnya hanya menanam karet dan sawit. Kini sudah merubah tanam buah-buahan dan sudah dilakukan 18 tahun dalam meningkatkan kesejahteraan,” kata Zein Ginting.

Dan kini, sebutnya, daerah STM Hulu menjadi sentra Salak. Sehingga tidak perlu lagi mengimpor dari Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan dari Pulau Jawa lainnya.

“Dulunya, petani menanam sawit 1 hektare akan menghasilkan 2 ton per bulan dan akan mendapat hasil Rp3 juta per hektare per bulan dengan rata-rata Rp1.500 per kg. Rata-rata petani di sini yang sudah produktif menanam Salak dengan total luas hingga 350 hektare. Seorang petani Salak di sini per bulannya mendapatkan hasil 2 ton dengan harga Rp6.000 per kg, maka perbulan akan mendapat Rp12 juta. Jika dibandingkan menama sawit, maka selisih pendapatannya sebesar Rp9 juta per bulan,” terang Ginting.

Pada soft launching tersebut hadir Wabup Sergai H Adlin Tambunan, perwakilan Pemkab Karo dan Simalungun.

IMG 20221129 134103
Foto; Masyarakat kelompok tani yang berperan dalam KPT Deli Serdang

Kemudian mendampingi Bupati, Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Deli Serdang, Putra Jaya Manalu, Staf Ahli SDM, David Efrata Tarigan, Kadis SDABMBK, Janso Sipahutar, Kadis Cikataru Rachmadsyah, Kadis Pertanian Rahman Saleh Dongoran, Kepala Bappedalitbang, Remus Pardede, Kadis Kominfostan, Miska Gewasari dan Kadis Budporapar, Khoirum Rijal.

Terpisah, saat Kadis Pertanian Rahman Saleh Dongoran ditemui di ruang kerjanya, Selasa, (29/11/2022) mengatakan, dalam KPT sudah pasti seharusnya terpadu juga dengan bidang-bidang lainnya seperti Pariwisata, karena beberapa kebun salak di sana sudah kita arahkan untuk lebih berkembang.

“Hal itu sebagai ruang lingkup Dinas Pertanian, kita mengharapkan kebun-kebun di sana harus bisa menuju Agro Wisata hingga menciptakan daerah wisata guna menopang perekomian baik untuk daerah itu sendiri juga untuk pemasukan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Deli Serdang,” ucap Rahman Saleh.

Baca Juga :  Human Error, Penyebab Tingginya Angka Laka Lantas

Masih kata Kadis Pertanian yang saat itu didampingi Kabid Holtikultura Latifah Hanum Rambe, dan Pengawas Benih Tanaman Repelita Silalahi. Dia mengatakann semenjak adanya arahan dari Menteri Perekonomian dan sistemnya Kawasan Pertanian Terpadu (KPT) adalah lintas sektor.

“Makanya harus didukung dari dinas-dinas lain, apalagi ini akan menuju agro wisata jadi seperti dinas Koperasi, Dinas Pariwisata, dan dinas lainnya yang terlibat didalam KPT, karena sektoral ini dasarnya juga dari beberapa kementrian-kementrian yang terlibat, hingga Kabupaten Deli Serdang mengikuti program yang sudah ada tersebut,” tambah Kadis.

Dalam waktu yang sama Kabid Holtikultura, Latifah Hanum Rambe menambahkan, terkait anggaran Dinas Pertanian Deli Serdang sudah menganggarkan di P-APBD.

“Hal ini perlu karena masih tahap proses-proses yang pematangan dalam menuju Launching, KPT ini bukan saja di Deli Serdang, karena programnya dari kementrian, maka dari itu terkait dalam hal anggaran bantuan untuk mendukung KPT ini, diambil dari APBN, APBD Propinsi dan juga APBD Kabupaten,” katanya.

“Dengan potensi KPT ini, Dinas Pertanian Deli Serdang melihat seluruh OPD yang ada di Pemkab Deli Serdang sangat membantu dan mendukung program KPT ini, karena sekarang akses menuju ke lokasi KPT sudah baik jalannya, jaringan komunikasi saat ini sudah dalam proses yang lebih baik lagi dan hal Komunikasi sudah kita kordinasi dengan Kominfostand Deli Serdang,” ucap Latifah Hanum lebih lanjut.

Di KPT itu, kata dia, banyak tanaman yang sudah dan sedang diupayakan untuk juga bisa menjadi komoditi unggulan, bukan hanya tanaman Salak, Kalengkeng dan Pisang Barangan Merah saja di sana, namun hampir semua jenis tanaman ada disana baik itu, Pajahe (Padi, Jagung,Kedelei, Jahe), Cabe Merah, Bawang Merah, ada juga persawahan, perikanan yang saat ini dalam tahap proses pengembangan.

Sementara itu, Pengawas Benih Tanaman Repelita Silalahi, sebelumnya sudah ada bantuan dalam pengadaan pembibitan seperti bibit bawang merah juga.

Diketahui, kawasan pertanian terpadu ini mulai lebih dikenal atau lebih boomingnya dikalangan luas khususnya masyarakat di Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2022 ini, padahal jauh tahun-tahun sebelumnya sudah ada komoditi-komoditi yang bisa mendongkrak ekonomi masyarakat di sana.

“Saya berharap petani-petani di KPT tersebut mampu memberikan inisiatif-inisiatif yang bisa membuka perekonomian dikawasan tersebut, sehingga pemerintah dapat menyokong karena sudah adanya kreatifitas masyarakat di KPT tersebut,” ujarnya.

“Namun saat ini ada tiga jenis komoditi yang sudah bisa menjadi tanaman buah unggulan Kabupaten Deli Sedang yaitu buah Salak Ponti (Pondok Tiga Johar), Kelengkeng dan Pisang Barangan Merah, dan Dua dari Tiga jenis buah-buahan ini sudah masuk dalam pemasaran eksport yaitu Salak Ponti dan Pisang Barangan Merah,” timpal Repelita Silalahi, mengakhiri wawancara.

Reporter : M. Habil Syah
Editor : M Hendra E
Publisher : Nurul Anam