PROBOLINGGO, Selasa (11/2/2020) suaraindonesia-news.com – Juama (55), janda miskin warga Dusun Mawar, Rt.002/Rw.001 Desa Pesisir, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo hidupnya sangat memprihatinkan. Pasalnya dia seorang diri tinggal dirumah tidak layak huni bersama 3 (tiga) anaknya yang semuanya mengalami disabilitas cacat fisik dan kebutaan mata.
Kondisinya sangat memprihatinkan, tanpa memiliki penghasilan, karena tidak punya pekerjaan dia harus menanggung beban hidupnya bersama tiga anaknya yang semua mengalami disabilitas cacat fisik dan kebutaan matanya.
Saat didatangi dirumahnya yang tidak layak huni oleh sejumlah wartawan dirumahnya, dia mengaku selama ini baru menerima bantuan dari pemerintah berupa 2(dua) ekor kambing dan 1 (satu) sak beras yang diambil di Kantor Desa setempat beberapa minggu lalu.
“Ia pak, selama ini saya baru menerima bantuan dari pemerintah berupa 2 ekor kambing dan 1 sak beras, saya ambil di Kantor Desa beberapa bulan lalu. Untuk bantuan yang lain-lain belum dapat,” ujarnya, Selasa (11/2) siang.
Selama ini ia juga mangaku, untuk makan sehari-hari bersama 3 (tiga) anak yang cacat itu kadang diberi oleh tetangga.
“Untuk makan kami kadang diberi tetangga yang kasihan, karena saya tidak kerja. Mau kerja terus yang ngurusi anak-anak saya yang semuanya buta dan cacat siapa pak?,” ungkapnya.
Kepada wartawan dia juga mengaku, telah 30 tahun ditinggal suaminya pergi. Yaitu sejak kelahiran anaknya yang nomor 4 (empat). Semenjak ditinggal suaminya itu dia hidup sendiri dengan menanggung kehidupan ke 4 anaknya.
“Saya ditinggal suami sudah 30 tahun sejak kelahiran anak nomor 4. Mulai itu saya sendiri yang ngurusi anak-anak,” katanya.
Ia menyebutkan, anak yang pertama perempuan bernama Hosnanik sudah menikah ada di kalimantan ikut suaminya. Yang ke dua laki-laki bernama Syukur Waras Slamet mengalami cacat fisik dan kebutaan mata sejak lahir. Yang ke tiga perempuan bernama Suhariyah juga mengalami cacat fisik dan kebutaan mata sejak lahir. Dan yang ke empat laki-laki namanya Juari, juga mengalami cacat fisik dan kebutaan mata sejak lahir.
Sementara itu menurut keterangan tetangga Juama, sebentar lagi, anaknya yang pertama mau pulang dan menetap di sini.
“Kami kasihan, dia harus tinggal di mana lagi. Sementara rumahnya sendiri sudah tidak layak huni,” kata Seninya tetangga Juama, Selasa (11/2/2020), saat ditemui di kediamannya.
“Setiap hari ya kami bantu untuk makan. kadang dikasih warung depan sana. kalau lebaran, juga ada saja yang memberi. Tidak ada bantuan selama ini. Untuk makan ya dapat dari tetangga yang merasa kasiahan,” imbuhnya.
Reporter : S.Widjanarko
Editor : Amin
Publisher : Oca