JAKARTA, Senin (22/05/2023) suaraindonesia-news.com -Istilah Halal Bihalal (HBH) berasal dari bahasa Arab kemudian menjadi kekhasan tersendiri di Tanah Air yang dilaksanakan setelah Hari Raya Idulfitri.
Seperti acara Halal Bihalal Ikatan Keluarga Nasution Dohot Anak Boruna (IKANAS) dan Himpunan Marga Lubis Dohot Anak Boruna (HIMA LUBIS) yang dilaksanakan di Hotel Golden Boutique, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Acara yang dikemas dengan hikmat penuh kekeluargaan ini menghadirkan pejabat-pejabat Lokal dari daerah seperti Bupati Mandailing Natal, Wakil Gubernur Sumatera Utara, dan juga tokoh-tokoh Nasional yang berdomisili di Jakarta.
Seni tradisi tor-tor, Gordang Sambilan dan lagu-lagu yang dibawakan oleh Fatin Sidqia Lubis begitu membahana menghibur tamu undangan di ruang Barana Ballroom itu.
Tapi apakah Halal Bihalal atau pertemuan ini cukup sampai disini saja? Kemeriahan, riuh, kemegahan dan rutinitas pasca Syawalan seperti pada umumnya ber Halal Bihalal. Mestinya tidak, seperti harapan dalam tema kegiatan acara ini, “Songon Langkitang di Batang Aek, Bope Inda Marsitandaan Tai Marsihaholongan”, setidaknya silaturrahim dan pengenalan budaya Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) akan tetap ditemukan dalam acara ini sesuai dengan tema acara yang dimaksud.
Dosen Agama dan Filsafat, Tenaga Ahli DPR RI sekaligus peserta dalam acara HBH ini, Rahmat Kurnia Lubis (RKL), menyoroti kegiatan ini dari perspektif yang berbeda, selain sebagai hal baik menurutnya ada semacam lompatan sejarah yang jarang sekali dilakukan dalam kegiatan bersama yakni Halal Bi Halal antara Ikanas dan Hima Lubis.
“Namun sebenarnya ada yang selama ini menjadi sebuah kegelisahan, bisa jadi menjadi sebuah kegelisahan kita bersama tentunya yaitu tentang bagaimana membangun beberapa Kabupaten di kawasan Tabagsel khususnya dan Sumatera Utara pada umumnya menjadi lebih baik secara birokrasi, infrastruktur, sumberdaya maupun pelayanan,” ungkapnya.
Betapa tidak tambah Rahmat, “joke-joke” sering berseliweran di telinga kita tentang kelemahan Sumatera Utara ini dibanding dengan provinsi tetangganya. Maka event kali ini tentu harus mampu merumuskan gagasan besar, apalagi momen HBH ini dihadiri oleh para kepala daerah maupun tokoh nasional yang berasal dari Sumut.
“Sudah semestinya kita duduk secara kolektif untuk memikirkan pembangunan daerah kita di Tabagsel sana, ide-ide kreatif bisa dimunculkan dan eksekusi, program-program yang berpihak terhadap rakyat harus diutamakan. Tentu dalam hal ini semua stakeholder pun harus mendengar dan mempertimbangkan masukan-masukan dari sekian banyak pihak, termasuk persaudaraan/perkumpulan ini karena antara IKANAS maupun HIMA LUBIS adalah mitra bagi pemerintah daerah untuk mengarahkan dan mengawal visinya, jangan alergi,” tuturnya.
Kembali dalam konteks hari ini kata Rahmat, HBH yang lahir dari tradisi khas Nusantara utamanya adalah untuk memperkuat tali persaudaraan, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan, semoga acara ini tentu menjadi jembatan yang dapat mengayomi masyarakat Tabagsel yang ada di wilayah Jabodetabek serta konkrit untuk mendesain pembangunan di daerah.
Reporter: Iran G Hasibuan
Editor: Wakid Maulana
Publisher: Nurul Anam