SUMENEP, Rabu (22/01) suaraindonesia-news.com – Curah hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur, pada Selasa (21/01/2025) memicu genangan air setinggi 60 cm di Jalan Raya Pamekasan-Sumenep, Patean, Kecamatan Batuan hingga pada Rabu, (22/01/2025).
Kondisi tersebut mengungkapkan persoalan infrastruktur drainase yang belum memadai di kawasan tersebut, terutama dalam menghadapi musim penghujan.
Beberapa kendaraan pengguna sepeda motor, dilaporkan mengalami kendala sampai terjadi mogok akibat mesin kemasukan air.
Selain itu, kemacetan sepanjang 1 kilometer juga menjadi dampak utama dari genangan air tersebut.
Salah satu seorang warga Muhammad mengungkapkan, genangan air yang terjadi memang sering terjadi setiap musim hujan.
“Setiap musim hujan, kejadian seperti ini selalu berulang. Hal ini jelas mengganggu aktivitas masyarakat, apalagi bagi kami yang harus bekerja,” ujar Muhammad.
Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Ach. Laili Maulidy, menjelaskan bahwa genangan air di kawasan ini bukan fenomena baru.
Ia menjelaskan faktor penyebabnya meliputi curah hujan tinggi, struktur tanah yang rendah, hingga air laut pasang yang memperlambat aliran air dari sungai-sungai di sekitar lokasi.
“Kami memerlukan langkah jangka panjang seperti normalisasi sungai dan pengembangan saluran pembuangan air yang lebih baik. Untuk sementara, kami fokus membersihkan saluran yang tersumbat,” katanya saat ditemui di lokasi kejadian.
Laili menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dan itu diluar intervensi teknis dari pemerintah.
Ia mengimbau warga untuk tidak membuang sampah sembarangan dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih saluran air.
“Kita butuh gotong royong antara masyarakat dan pemerintah agar masalah seperti ini bisa diminimalisir di masa depan,” tegasnya.
Kondisi seperti ini mencerminkan perlunya penanganan terpadu terhadap sistem drainase di kawasan rawan banjir.
Pemerintah daerah diharapkan segera menyiapkan anggaran dan kebijakan khusus untuk memperbaiki infrastruktur air demi mencegah peristiwa serupa terjadi di musim penghujan mendatang.
Selain itu, pihaknya juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan deras hingga Februari.
Menurutnya, tindakan preventif, seperti membersihkan lingkungan dan mempersiapkan alat penyedot air, menjadi solusi sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri oleh warga.
“Dengan kolaborasi yang baik, kami harapkan tantangan musim hujan seperti ini dapat diatasi secara efektif dan berkelanjutan,” pungkasnya.