Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
RegionalSosial Budaya

Gelar Simposium Peradaban NU, Madura Dipilih Sebagai Titik Awal Gerakan Peradaban

Avatar of admin
×

Gelar Simposium Peradaban NU, Madura Dipilih Sebagai Titik Awal Gerakan Peradaban

Sebarkan artikel ini
IMG 20220305 125548
Simposium Peradaban Nahdlatul Ulama Komitmen Merawat Jagat, Membangun Peradaban yang diselenggarakan di Pendopo Keraton Sumenep, Madura, Jawa Timur. Sabtu (05/03/2022).

SUMENEP, Sabtu (05/03/2022) suaraindonesia-news.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep bersama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur merayakan Hari Lahir (Harlah) Nadhlatul Ulama ke-99 dengan mengadakan kegiatan Simposium Peradaban Nahdlatul Ulama Komitmen Merawat Jagat, Membangun Peradaban yang diselenggarakan di Pendopo Keraton Sumenep, Madura, Jawa Timur. Sabtu (05/03/2022).

Simposium ini merupakan langkah awal PBNU untuk meneguhkan kebangsaan melalui membangun peradaban NU.

Menurut Ketua PBNU yang juga Ketua Panitia Harlah 99 NU, Prof Abdul A’la, pemilihan pulau Madura sebagai lokasi simposium sekaligus dimaksudkan sebagai titik berangkat misi membangun peradaban mengingat Madura adalah situs inspirasi kelahiran NU melalui tongkat Syaikhona Kholil. Madura juga kuat dalam sejarah masa lalu, kekayaan budaya dan nilai-nilai peradaban.

“Dengan ditempatkan di Sumenep ibu kota Kerajaan Mataram Islam di masa lalu, diharapkan dapat memberikan spirit dan berkah tersendiri bagi kesuksesan misi membangun peradaban,” terang Prof Abdul A’la.

Ketua PWNU Jawa Timur KH. Marzuki Mustamar dalam sambutannya mengatakan peradaban menjadi pondasi dalam menjalin hubungan sesama manusia karena mempunyai nilai rasa kelembutan.

“Gak mungkin kita sukses beragama, sukses bertasawuf, sukses memimpin tanpa adap dan peradaban,” ujarnya.

Pemerintah kabupaten Sumenep menyambut baik acara simposium peradaban NU. Bupati Sumenep Ahmad Fauzi disaat memberikan sambutan mengungkapkan rasa terimakasih atas kepercayaan PBNU mengadakan kegiatan simposium di kabupaten Sumenep.

Baca Juga :  Diduga Tidak Transparan, Dana Covid-19 Di Desa Simandraolo Dipertanyakan Warganya

Bupati juga menuturkan bahwa masyarakat Sumenep telah sejak lama mempunyai keharmonisan di tengah banyaknya seni budaya yang dimiliki Sumenep.

“Keharmonisan toleransi telah dicontohkan sejak ratusan tahun lalu, hal ini dibuktikan dengan Masjid dan kelenteng saling berdampingan,” ucapnya.

KH. Yahya Cholil Staquf selalu Ketua Umum PBNU memberikan sambutan keynote speech. Dalam keynote speechnya menyampaikan peradaban selayaknya dibangun dari nilai.

“Peradaban terdiri dari berbagai komposisi yang kompleks, Peradaban tersusun atas sekumpulan orang yang melahirkan susunan struktur yang memiliki nilai,” ungkapnya.

Simposium peradaban NU menghadirkan tiga narasumber. KH. Azaim Ibrohimy PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo, Membangun peradaban dunia dengan nilai-nilai kepesantrenan, selanjutnya Prof. Dr. M. Mas’ud Said Ketua ISNU Jawa Timur, Merancang teknorasi kemandirian ekonomi NU, dan KH. D Zawawi Imron Budayawan Nasional, Kebudayaan NU di tengah arus industri budaya populer.

Baca Juga :  Mahasiswa di Jember Berikan Bunga Untuk Polisi

Reporter : Syaiful
Editor : Redaksi
Publisher : Syaiful