SUMENEP, Kamis (20/04/2023) suaraindonesia-news.com – Penetapan 1 Syawal sering kali terjadi perbedaan di tengah-tengah masyarakat. Biasanya, masyarakat terbagi dalam dua kelompok, ada yang mengikuti ketetapan pemerintah dan ada pula yang tidak.
Hal itu, karena ada sekelompok umat Islam yang mempunyai perhitungan sendiri di dalam menetapkan 1 Syawal yang dikenal dengan hisab, bukan rukyatul hilal.
Baca Juga: Cara DPC PWRI Sumenep Berbagi di Bulan Ramadhan
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sumenep, Gus Qusyairi Zaini meminta masyarakat agar tetap menjaga situasi kondusif dan menjaga kerukunan, baik antar umat beragama atau pun antara sesama agama namun berbeda Mazhab.
“Perbedaan di dalam menentukan 1 Syawal tahun ini hendaknya jangan sampai dijadikan pemicu untuk saling bertikai, saling menyalahkan, sehingga merusak kebahagiaan dan kekhidmatan momen Idul Fitri. Bagaimanapun perbedaan itu akan selalu ada, karena masing-masing manusia atau kelompok memiliki dasar argumen yang diyakininya. Daripada bertikai dan saling menyalahkan, mending kita sambung tali silaturahim dan saling memaafkan,” tegasnya saat dikonfirmasi di kantor sekretariat FKUB Sumenep, Kamis 20 April 2023.
Idul Fitri, Membangun dan Merawat Kerukunan Antar Umat Beragama
Menurut pengasuh PP. Hidayatul Ulum itu, hari Raya Idul Fitri tahun ini juga hendaknya dijadikan momen untuk selalu membangun dan merawat kerukunan antar umat beragama.
Baca Juga: Disperkimhub Sumenep: Mudik Gratis Bagi Masyarakat Kepulauan Telah Beroperasi
Kerena, lanjut Gus Qusayairi, pesan moral dari “Idul Fitri” itu berarti kembali kepada fitrah suci kemanusiaan, yang dengan itu manusia dituntut untuk menyayangi sesama manusia atas nilai-nilai dasar kemanusiaannya.
“Momen Idul Fitri harus bisa menumbuhkan kesadaran bahwa kita ini manusia yang telah lulus menjalani pendidikan ramadan, dimana di bulan ramadan ini Allah telah mendidik kita agar bisa menyadari fitrah kemanusiaan kita, bahwa kita ini adalah makhluk sosial yang saling memiliki keterikatan antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, menjadi penting bagi kita semua untuk menghormati manusia lainnya atas dasar kemanusiaannya,” jelas dia, menambahkan.
Selain itu, pihaknya juga berharap agar masyarakat tidak mudah terpancing emosinya oleh isu-isu yang berpotensi memunculkan perpecahan dan adudomba.
“Sebab, kedepan isu-isu semacam itu akan terus bermunculan seiring dengan perjalanan waktu menjelang tahun-tahun politik 2024 mendatang,” tandasnya.
Reporter: Amin
Editor: Wakid Maulana
Publisher: Nurul Anam