Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
EkonomiNasionalRegionalTeknologi

Elpiji Mahal, Anggota DPRD Balikpapan Minta Pemilik Pangkalan Utamakan Penjualan Kepada Masyarakat Sekitar

Avatar of admin
×

Elpiji Mahal, Anggota DPRD Balikpapan Minta Pemilik Pangkalan Utamakan Penjualan Kepada Masyarakat Sekitar

Sebarkan artikel ini
IMG 20220815 185245
Foto: Ketua Komisi II DPRD Balikpapan, Suwanto.

BALIKPAPAN, Senin (15/08/2022) suaraindonesia-news.com – Masyarakat Kota Balikpapan akhir-akhir ini mengeluhkan mahalnya gas elpiji ukuran 3 kilogram di pangkalan maupun di kios-kios pengecer.

Harga gas melon ini dijual di atas harga batas maksimum dengan kisaran harga 30 ribu hingga 40 ribu rupiah. Diketahui, baru-baru ini Pertamina mencabut sebanyak 20 izin Pangkalan di Kota Balikpapan lantaran menjual harga elpiji ukuran 3 kilogram diluar ketentuan.

Pencabutan terhadap 20 izin Pangkalan itu lantaran terbukti menjual elpiji bersubsidi itu melebihi batas maksimum yang di perbolehkan.

Ketua Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Suwanto mengatakan, mahalnya gas bersubsidi itu karena banyaknya oknum pemilik pangkalan yang menjual elpiji kepada warga diluar sekitar pangkalan dengan harga yang lebih tinggi. Sehingga, mempengaruhi harga saat dijual di kios-kios.

Suwanto meminta kepada pemilik pangkalan di Kota Balikpapan agar tidak mendahulukan penjualan kepada warga dari luar yang jauh dari lingkungan sekitar pangkalan.

“Mahalnya elpiji akhir-akhir ini memang menjadi keluhan warga. Hal itu terjadi di pangkalan maupun di kios-kios. Untuk menghindari keluhan warga kita harapkan pemilik pangkalan untuk tidak mendahulukan warga yang dari luar, tetapi harus mengutamakan warga yang bertempat tinggal di sekitar pangkalan”, kata Suwanto saat ditemui media ini di Gedung DPRD Balikpapan, Senin (15/08).

Politisi Partai PDI Perjuangan ini mengungkapkan, dirinya pernah mendapatkan laporan dari warga bahwa banyaknya pemilik pangkalan menjual elpiji kepada warga dari luar lingkungan lokasi pangkalan. Sehingga, mempengaruhi harga jual di pasaran.

“Saya juga banyak mendapat laporan dari warga kalau harga elpiji di kios-kios mahal dan agak susah mendapatkannya. Yang saya tahu kenapa di Balikpapan terjadi seperti itu, sedangkan di Samarinda tidak terjadi kelangkaan maupun harga yang mahal,” kata dia mengungkapkan.

Suwanto berharap, agar agen-agen pangkalan tetap melayani warga yang ada di sekitarnya dan tidak mendahukukan orang yang dari luar membeli elpiji itu.

“Baru-baru ini juga pertamina sudah mencabut 20 izin pangkalan elpiji, lantaran diduga pangkalan tersebut tidak mengikuti ketentuan dari Pertamina. Mudah-mudahan dengan adanya ketegasan dari pihak Pertamina tersebut, kedepannya pemilik pangkalan bisa lebih baik dan bisa melayani warga di sekitarnya. Sehingga warga tidak kesulitan mencari elpiji apalagi dengan harga yang cukup mahal,” terangnya.

Dia menambahkan, seharusnya pertamina lebih inten memperhatikan masyarakat. Sebab, menurut dia, elpiji ukuran 3 kilogram lebih dibutuhkan bagi masyarkat yang memiliki ekonomi menangah kebawah, terlebih lagi bagi UMKM.

“Kalau bisa kita harapkan Pertamina bisa membuatkan pangkalan elpiji khusus UMKM, sehingga bisa lebih mudah terlayani. Karena UMKM ini merupakan bagian dari perputaran ekonomi di Balikpapan,” pungkasnya.

Reporter : Fauzi
Editor : M Hendra E
Publisher : Nurul Anam