Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating

Distribusi BBM Makin Tak Jelas, Warga Kangean Datangi DPRD

Avatar of admin
×

Distribusi BBM Makin Tak Jelas, Warga Kangean Datangi DPRD

Sebarkan artikel ini
Warga Pulau Kangean saat hearing ke kantor DPRD Sumenep menuntut distribusi dan harga BBM mahal. Senin 15 September 2014.zaini amin Suara Indonesia News.Com
Warga Pulau Kangean saat hearing ke kantor DPRD Sumenep menuntut distribusi dan harga BBM mahal. Senin, 15 September 2014.(zaini amin, Suara Indonesia-News.Com)

Sumenep, Suara Indonesia-News.Com – Distribusi BBM Makin Tak Jelas, Warga Kangean Datangi DPRD, Makin tak jelasnya distribusi BBM di Pulau Kangean Sumenep membuat spekulasi harga ditingkat eceran semakin tak menentu. Warga menuding, tak jelasnya pendistribusian BBM karena diduga adanya permainan dari pihak distributor dengan para agen/pengecernya.

“Mahalnya BBM itu karena diduga kuat pihak APMS lebih banyak melayani pedagang besar yang masih keluarganya sendiri”, kata Masduki Rahmat, tokoh masyarakat Pulau Kangean, usai melakukan hearing dengan anggota DPRD Sumenep, Senin (15/9/2014).

Baca Juga :  Serahkan Kunci RTLH Ke-12, Letkol Dwi Agung : Demi Mempererat Keberadaan TNI di Hati Masyarakat

Harga BBM jenis premium saat ini, lanjut Masduki, jauh lebih mahal dari dua liter bensin di tingkat penjual luar kepulauan, bahkan lebih mahal dari harga BBM Non Subsidi.

“Bayangkan harga bensin di Kangean saat ini sudah mencapai Rp 19 ribu dalam satu liter. Kami meminta pihak Bupati Sumenep segera turun tangan menuntaskan persoalan BBM di kepulauan”, tandasnya.

Baca Juga :  Perumda Air Minum Tirta Kahuripan Lakukan Sensus Pelanggan

Sebelumnya, krisis BBM di Pulau Kangean mendapat sorotan keras dari Badrul Aini, anggota DPRD Sumenep asal kepulauan.

Badrul menduga, kelangkaan BBM tidak hanya disebabkan lambannya pengiriman dari pihak Pertamina. Melainkan adanya dugaan kuat APMS sengaja melakukan penimbunan. Apalagi lanjut politisi PBB ini, APMS sering kedapatan menjual BBM dalam wadah drum ke pengecer.

“Harusnya APMS itu menggunakan dispenser kayak di SPBU”, terangnya.
(zai)