Kota Batu, Suara Indonesia-News.Com – Puluhan pedagang lesehan pasar sayur yang mengatasnamakan asli warga Karangploso Kabupaten Malang, Kamis siang (12/11) melakukan demo damai di depan Pasar Sayur atau pasar grosir lapak mobil Karangploso.
Mereka dengan membentangkan atribut , dengan berbagai kecaman seperti bertuliskan ‘banyaknya pedagang siluman’ dan selanjutnya mereka melakukan orasi selama dua jam lebih secara bergantian.
Sementara perwakilan Demo mendatangai N Arie S kepala Dinas perindustrian dan perdagangan Kabupaten Malang dan Panitia pembangunan Pasar di Pendopo Balai desa Setempat.
Aksi yang di lakukan oleh pedagang ini lantaran mereka tidak di perlakukan secara adil oleh panitia Pembangunan Pasar dan Dinas Pasar, salah satunya adanya kepengurusan pasar sayur Karang ploso satupun tidak ada warga Karangploso yang mewakilinya.
Imam Safii salah satu perwakilan demo dihadapan panitia pembangunan pasar dan Dinas peridustrian dan perdagangan mengatakan bahwa dirinya demo damai ini karena kebijakan yang diambil oleh panitia pembangunan pasar tidak tranparan dan penuh rekayasa dalam penempatan Lapak/bedak yang ada di tiga Blok, yaitu blok Lapak Mobil, lapak lesehan dan Warung.
“Setelah di resmikan sebulan lalu, ternyata pada lapak mobil itu ditempati banyak orang baru dan juga bukan warga karangploso, sedangkan kita tidak mendapatkan tempat meskipun kita telah mendaftar kepada panitia Pembangunan pasar” kata Safii panggilan Akrab Imam safii
Tutuntan demo itu kata dia, salah satunya adalah dalam kepengurusan panitia dan pengurus paguyuban pasar sayur karang ploso itu tidak memasukan warga karang ploso sebagai pengurus,
malahan kebanyakan pengurus itu dari luar wilayah kecamatan karang ploso seperti Pujon, Batu, Tumpang dan bahkan ada yang dari Pare Kediri
Akibat tidak adanya pedagang karang ploso menjadi panitia penempatan bedak dan paguyuban para pedagang karangploso di perlakukan tidak adil sepert banyaknya bedak pasar yang di jual ke pedagang dari luar kecamatan karangploso
Untuk itu kata dia, para pedagang meminta kepada pemerintah kecamatan Karangploso dan Dinas Pasar kabupaten Malang agar bisa campur tangan dan menyeleseikan masalah ini.
Sementara itu Suyanto ketua Panitia pembangunan pasar mengatakan bahwa dirinya bekerja secara tranparan dan terbuka, sebelum dilakukan pendaftaran bedak dan lapak, pihaknya terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada pedagang, siapa-siapa orang yang mendaftar.
“Kalau kami disebut melakukan persengkongkolan itu tidak benar, sungguh kami bekerja sesuai aturan yang berlaku, kalau ketika diundang dan melakukan pengundian lapak tidak datang itu adalah salahnya sendiri” kata Suyanto.
Menurutnya, sebelum dilakukan pengundian untuk mendapatkan lapak harus disertai uang muka, untuk lapak mobil dengan total biaya Rp 11,5 juta sedang Lapak lesehan Rp 6,5 juta. Isi lapak mobil berjumlah 266, lesehan 144 dan warung 20. (adi wiyono).