ACEH ABDYA, Sabtu (23/6/2018) suaraindonesia-news.com – Sebanyak 15 orang peserta seleksi calon anggota Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Barat Daya (Abdya) memprotes penetapan 15 nama calon anggota KIP periode 2018-2023 yang diumumkan oleh Panitia Seleksi (Pansel) calon anggota KIP Kabupaten setempat. Mereka meminta tim Pansel untuk lakukan tes ujian tertulis ulang.
“Tim pansel tidak objektif dan profesional. Pansel terkesan diintimidasi, kami minta tes ujian tertulis di ulang,” kata T Rinaldi salah seorang perwakilan peserta seleksi calon KIP Abdya yang dinyatakan gugur.
Senada dengan T Rinaldi, Ismail yang juga calon anggota KIP yang dinyatakan tidak lulus ke 15 besar menyebutkan, jauh-jauh hari sebelum pleno penetapan 15 nama besar calon anggota KIP Abdya itu, pihaknya telah mencium gelagat kecurangan yang disebabkan oleh intervensi dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik di tahun 2019 mendatang.
Selain itu, Ismail mencurigai penetapan 15 nama calon anggota KIP itu tidak berdasarkan realitas yang ada. Untuk itu, mereka meminta tim pansel untuk mempublikasi hasil psikotes, baca Alquran, dan wawancara ke publik.
“Pansel harus mempublikasi hasil psikotes, baca Alquran, dan wawancara ke publik supaya adanya transparansi. Saya tantang itu, kalau tidak tes ulang,” tegas Ismail.
T Umar yang juga salah seorang peserta yang tidak masuk 15 besar menambahkan, pihaknya selaku peserta calon anggota KIP Abdya, sesuai statement bupati Abdya, melalui media dan akun facebooknya yang menyebutkan ada kecurangan dalam ujian tulis itu merupakan hal yang harus ditindaklanjuti.
“Apa yang disampaikan bupati Abdya itu kami mengira hal ini adalah hal-hal yang perlu di tindak lanjuti sebagai mana aturan yang berlaku, apa lagi untuk lembaga KIP yang merupakan lembaga penyelenggaran pemilihan yang indepensi,” tutur T Umar.
Lebih lanjut, T Umar mengatakan, jika tim pansel tidak melakukan tes ujian ulang, maka dikuatirkan masalah tersebut akan berefek pada independensi KIP itu sendiri.
“Jika caranya sudah tidak baik, niscaya hasilnya juga akan buruk,” singkatnya.
Peserta lainnya, Genta Buana juga mengharapkan, polemik itu segera ditanggapi secara serius agar pelaksanaan pileg dan pilpres berjalan berdasarkan prinsip Pemilu, aman serta lancar tanpa ada pihak-pihak yang merasa dicurangi.
“Saya berharap para komisioner KIP yang terpilih kedepan benar-benar mampu, bertanggungjawab, adil untuk mengakomodir seluruh kepentingan masyarakat dalam hal memberikan hak suara, dipilih dan memilih,” tegas Genta.
Menurut Genta, jika dalam tahapan penyeleksian calon anggota KIP sudah ada kecurangan, seperti kebocoran soal, bisa saja nantinya saat pencoblosan tong-nya yang bocor.
“Sudah saatnya bagaimana kita berdemokrasi dengan baik sesuai aturan dan bijaksana untuk kebaikan dan kemajuan daerah, Abdya tentunya,” tuntas Genta.
Sebelumnya, penolakan terkait penetapan 15 nama yang akan diserahkan ke DPRK Abdya untuk mengikuti fit and propertest juga disampaikan bupati Abdya Akmal Ibrahim yang mengancam tidak akan melantik anggota KIP terpilih dikarenakan banyak kejanggalan dan ada indikasi kebocoran soal ujian tulis.
Melalui akun facebook pribadinya, Akmal Ibrahim menyebutkan, pengumuman pansel untuk memilih anggota KIP, diduga penuh rekayasa.
“Salah satu indikasi awal, soal-soal ujian tertulis bocor kepada peserta sebelum pelaksanaan ujian dilakukan,” tulisnya.
Lebih tegas, Akmal menyebutkan, isu mengenai kebocoan soal ujian tulis itu, awalnya dirinya meminta Sekwan untuk meneliti isu itu.
“Setelah diselidiki, hasilnya benar, soal telah lebih dahulu dibocorkan,” tegasnya.
Bila proses ini dipaksakan, lanjutnya Akmal, dirinya berharap masyarakat nanti tahu mengapa dirinya menolak untuk melantik anggota KIP terpilih.
“Seperti yang dicontohkan propinsi. Proses curang, pasti hasilnya curang,” terangnya.
Pada kesempatan itu, Akmal juga mengancam bagi PNS yang menjadi anggota pansel bila ikut terlibat dalam kecurangan itu, maka dipastikan akan tarik dan bebaskan dari jabatan struktural, sebagai bentuk pertanggungjawaban publik.
Sementara itu, ketua tim pansel KIP Abdya, Fakhri A Rahim, SH saat dihubungi awak media ini mengatakan, bahwa dari pihak tim pansel tidak merasa adanya soal ujian tulis yang bocor dan tidak ada yang membocorkan.
“Ini aneh, kok baru sekarang dipesoalkan,” singkatnya.
Reporter : Nazli.Md
Editor : Amin
Publisher : Imam













