Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Pendidikan

Dian Harumi Paramita: Sukses Di Negri Sendiri Itu Biasa, Tapi Kalau Sukses Di Negri Orang Luar Biasa

Avatar of admin
×

Dian Harumi Paramita: Sukses Di Negri Sendiri Itu Biasa, Tapi Kalau Sukses Di Negri Orang Luar Biasa

Sebarkan artikel ini
IMG 20160616 123343

Reporter: Adhi

Surabaya, suaraindonesia-news.com – Sukses di negeri sendiri, itu hebat. Didiskriminasi, jadi minoritas dan mengalami culture shock tapi malah sukses di negeri orang, itu luar biasa. Demikianlah sosok dari Dian Harumi Paramita, Alumni Jurusan Akuntansi Angkatan 2002 Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). Perempuan cantik yang pernah menjadi Internasional Muslim Fotomodel di San Fransisco dan California itu kini sedang menjabat sebagai Community Manager untuk Google+. Di perusahaan raksasa teknologi informasi itu, ia memulai karir sebagaiproduct development specialist.

“Jadi ada beberapa feature di Google+ yang merupakan hasil riset dan analisis saya dan tim saat itu. Pekerjaan saya saat ini melingkupi business strategy, product management danmarketing analysis yang dasar-dasar ilmunya memang saya dapatkan dari pengalaman berkuliah di Jurusan Akuntansi UKWMS dulu,” ungkapnya.

Ibu dari dua anak perempuan ini mengaku awalnya tidak menyukai akuntansi. Bahkan, ia ingin masuk ke jurusan ekonomi murni, atau public relation.

Baca Juga :  Hindari Covid-19, DLH Lumajang Tutup Area Bermain Anak

“Waktu itu saya berubah pikiran karena mendengarkan pesan almarhumah Ibu saya, bahwa akuntansi banyak cabang ilmunya dan akan selalu bisa dipakai di bidang pekerjaan apapun. Ternyata benar, dari sana saya menyimpulkan bahwa dalam belajar; ‘pilihlah apa yang kamu sukai dan jangan hanya menghapal teori, tapi pahamilah’. Suatu saat itu pasti akan bisa kamu pergunakan,” tuturnya.

Semasa kuliah, Dian senang duduk di baris terdepan terutama pada matakuliah-matakuliah yang ia sukai seperti Manajemen Pemasaran, Sistem Informasi Akuntansi dan Manajemen ataupun Pemeriksaan Akuntansi.

“Masih ingat juga ajaran Pak Ariston (Ketua Jurusan Akuntasi UKWMS), ‘kontrol itu seperti dokter, kalau kamu ingin memperbaiki sesuatu, kamu harus tahu apa penyakitnya dan apa solusinya’. Sampai sekarang saya juga masih hapal luar kepala ajaran tentangflowchart, loh! karena memang selalu kepake,” seloroh perempuan yang akrab disapa sebagai Yeyen tersebut.

Baca Juga :  Peringati Hari Perawat Sedunia, LSM Geumaseh Kampanyekan Stop Kekerasan Terhadap Nakes

Dian lantas berbagi pengalamannya belajar disiplin dan pentingnya sikap toleransi dari keterlibatannya selama di organisasi kemahasiswaan.

“Saya masih ingat, dulu setiap mau rapat, semuanya selalu datang on time. Setiap jam sholat, mereka akan bertanya atau mengingatkan saya agar rapat dihentikan dulu untuk memberi saya kesempatan untuk sholat. Demikian juga sebaliknya saat jam misa. Itu hal kecil, tapi setelah merasakan culture shock di America, saya baru sadar itu adalah tindakan toleransi yang ‘luar biasa’,” ujarnya.

Di sana untuk sholat saja Dian pernah harus melakukannya di lahan parkiran, karena minimnya masjid dan mushola. Salah satu pengalamannya yang mengagetkan, tiba-tiba saat sedang sembahyang, ada mobil polisi lengkap dengan sirene datang mendekat. Ternyata ada yang menelepon polisi karena mencurigai penampilannya yang berhijab.