ACEH BARAT DAYA, Jumat (31/10) suaraindonesia-news.com – Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Dr. Safaruddin, S.Sos., M.S.P., bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) mengikuti kegiatan tanam padi serentak di sawah milik Kelompok Tani Aneuk Sigupai Pulau Dua, Gampong Keudai Siblah, Kecamatan Blangpidie.
Diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Abdya sepanjang tahun 2025 telah dua kali melaksanakan penanaman padi serentak. Kegiatan pertama berlangsung pada April 2025, bertepatan dengan agenda nasional penanaman serentak di 14 provinsi yang diikuti langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Kegiatan tanam serentak kedua digelar pada akhir Oktober 2025, yang diprakarsai oleh Dinas Pertanian dan Pangan Abdya. Acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Ketua I DPRK Abdya Mustiari, Kapolres AKBP Agus Sulistianto, Dandim 0110/Abdya Letkol Inf Beni Maradona, Kajari Bima Yudha Asmara, Plh Sekda Rahwadi, para camat, keuchik, penyuluh pertanian, dan sejumlah pejabat daerah lainnya.
Dalam sambutannya, Bupati Safaruddin menegaskan bahwa arah baru pembangunan Abdya Maju berfokus pada keberpihakan nyata terhadap petani.
“Program pemerintah daerah tidak hanya sebatas slogan. Tahun 2026 mendatang, berbagai program yang bersumber dari Dana Otsus, DAU, dan dana bagi hasil lainnya akan terus diarahkan untuk kesejahteraan petani,” ujarnya.
Bupati Safaruddin menyampaikan bahwa hasil lobi ke pemerintah pusat telah membuahkan bantuan sejumlah alat dan sarana pertanian.
“Saya mengoptimalkan relasi di Jakarta. Pada awalnya, saya berjanji alat alsintan akan turun di tahun kedua, tetapi Alhamdulillah, di tahun pertama Menteri Pertanian RI sudah membantu kita,” jelasnya.
Tahun ini, lanjutnya, Abdya kembali mendapat tambahan bantuan berupa dua unit combine harvester, lima unit traktor 4WD, sepuluh unit hand traktor, dan 25 ton benih padi yang cukup untuk 1.000 hektare lahan. Ia juga mengungkapkan bahwa ada komitmen dari Kementerian Pertanian untuk menyalurkan tambahan benih untuk 3.000 hektare lahan.
“Ini bukti bahwa Kabupaten Abdya mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat,” ungkapnya.
Bupati Safaruddin menyampaikan bahwa kerja sama lintas sektor juga dilakukan bersama TNI dalam optimalisasi lahan pertanian dan pembangunan sejumlah irigasi teknis.
“Tahun depan melalui APBK, kita akan perjuangkan tambahan alat alsintan. Atas kesepakatan DPRK, akan dibeli dua unit combine dan satu ekskavator yang digunakan untuk membantu perbaikan irigasi,” ujarnya.
Ia berharap, perbaikan irigasi teknis dapat mendukung petani agar mampu menanam padi hingga tiga kali dalam setahun.
Selain itu, ia menginstruksikan kepada Dinas Pertanian untuk tanggap terhadap persoalan yang dihadapi petani.
“Apabila ada kendala di lapangan, segera berkoordinasi dengan BPBK. Jika hujan tinggi dan irigasi tersumbat, segera bantu petani. Bila ada pejabat yang tidak menanggapi keluhan, laporkan langsung ke saya,” tegasnya.
Bupati Safaruddin juga memperkenalkan program “Tanam Padi Sigupai” sebagai identitas pertanian lokal Abdya. Ia menjelaskan bahwa seluruh lahan milik pemerintah daerah akan ditanami padi varietas lokal tersebut, dan hasil panennya akan ditampung oleh pemerintah.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Safaruddin menegaskan komitmennya terhadap dukungan permodalan bagi petani. Ia meminta perbankan syariah di Abdya agar mempermudah akses pembiayaan usaha pertanian.
“Kita hanya punya dua bank syariah di Abdya. Jika tidak bisa berpihak kepada petani, maka dana APBD akan kita tarik dan dialihkan ke bank lain,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati Safaruddin menepis anggapan bahwa dirinya terlalu sering melakukan perjalanan ke luar daerah. Ia menjelaskan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari upaya lobi untuk menambah anggaran pembangunan karena keterbatasan APBD.
“Kalau hanya bergantung pada APBD, banyak program tidak akan terwujud. Karena itu, saya turun langsung agar Abdya mendapat dukungan dari pusat,” katanya.
Ia menyebutkan, sejumlah hasil lobi telah membuahkan hasil, antara lain program Kampung Nelayan Merah Putih di Gampong Lhok Pawoh, Kecamatan Manggeng, dengan nilai proyek sekitar Rp22 miliar; rehabilitasi sekitar 52 sekolah dengan nilai hampir Rp50 miliar; serta pembangunan tiga jembatan dan pengaman tebing melalui BNPB dengan nilai Rp15 miliar.
Dandim 0110/Abdya, Letkol Inf Beni Maradona, mengungkapkan bahwa program optimalisasi lahan telah mencakup sekitar 780 hektare lahan rawa yang kini dapat dimanfaatkan untuk pertanian.
“Dulu lahan rawa ini tidak bisa ditanami karena banjir, tetapi setelah optimalisasi, kini bisa digunakan. Kami berharap langkah ini membantu petani meningkatkan produktivitas dan memungkinkan panen hingga tiga kali setahun,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Abdya, Hendri Yadi, S.TP., menyampaikan bahwa kegiatan tanam serentak merupakan agenda rutin tahunan yang bertujuan meningkatkan produksi padi sekaligus memperkuat semangat ketahanan pangan daerah.
Kegiatan tersebut mengusung tema “Temu Lapang Serentak Tanam: Kita Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional Melalui Swasembada Pangan Daerah.”
Hendri menjelaskan, luas lahan baku sawah di Kabupaten Abdya mencapai 7.153 hektare yang tersebar di sembilan kecamatan. Melalui Qanun Nomor 1 Tahun 2022 tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), pemerintah daerah berkomitmen menjaga agar lahan pertanian tidak dialihfungsikan.
Pada musim panen rendengan 2025/2026, produktivitas rata-rata mencapai 8,2 ton per hektare, dengan harga gabah kering panen (GKP) di kisaran Rp5.500 hingga Rp8.000 per kilogram.
Untuk komoditas jagung, harga jual dengan kadar air 18–20 persen berada di kisaran Rp5.400 per kilogram, dan Rp6.500 per kilogram untuk kadar air 14 persen.
“Ke depan, program optimalisasi lahan dan pembangunan saluran irigasi akan terus ditingkatkan demi memperkuat ketahanan pangan dan menjaga harga gabah yang stabil,” pungkas Hendri.













