Kota Batu, Suara Indonesia-News.Com – Puluhan warga Sisir Kota Batu ramai-ramai mengembalikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) kepada masing-masing RT dan RW setempat. Pengembalian KIS itu karena data penerima yang semrawut, yang semestinya tidak memiliki hak penerima ternyata mereka terdata, sementara warga yang semestinya mendapatkan KIS justru datanya tidak terdaftar
Karena tidak valid, pengurus RT di Rukun Warga 3, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu. Mereka sepakat mengembalikan kartu ini agar penyerahan kartu ini dilakukan sendiri oleh pihak kelurahan untuk mengantisipasi terjadinya konflik diinternal warga.
Soemedi Ketua RW 03 kelurahan Sisir saat ditemui, Jumat (27/11/2015) mengatakan bahwa alasan pengembalian ini, pihak kelurahan memberikan instruksi warga yang meninggal dunia, pindah alamat dan berubah status miskin menjadi tidak miskin, kartunya harus dikembalikan.
“Penilaian orang mampu dan tidak mampu kan relatif, kalau nanti yang menarik (mengembalikan) kartu itu Ketua RT atau RW, nanti Ketua RT dan Rwnya bisa diuber-uber warganya,” ujar Soemedi
Karena itulah, kata dia, dalam rapat pengurus RT di lingkungan RW 3, diputuskan kartu tersebut dikembalikan ke kelurahan dengan harapan kelurahan turun ke lapangan membagikan sendiri kartu tersebut dengan pendampingan Ketua RT dan RW dengan harapan agar kelurahan tahu persis keadaan masing-masing penerima kartu.
Menurutnya, Kartu yang dikembalikan berjumlah ratusan kartu dari 43 Kepala Keluarga (KK) penerima di 6 RT mereka kembalikan ke Kantor Kelurahan Sisir.
Ia berharap pasca pengembalian ini, pihak kelurahan mengerahkan pegawainya untuk memberikan langsung kepada warga yang berhak menerima. Jika memang ada warga yang sudah mampu dan dianggap tidak berhak menerima, biarlah penarikan ini dilakukan oleh pihak kelurahan.
Pasalnya ada instruksi, warga yang mampu namun mendapatkan KIS, sebaliknya ditarik. Jika penarikan ini dilakukan oleh pengurus RT atau RW, dikhawatirkan terjadi kesalahpahaman yang berujung pada konflik di lingkungan kampung.
“Jadi kalau memang ada kartu yang harus ditarik, biarlah yang menarik pihak kelurahan bukan Ketua RT dan RW, agar tidak terjadi kesalahpahaman antara warga,” terang Soemedi.
Keputusan mengembalikan KIS ini menyusul dari hasil pemeriksaan ternyata banyak keluarga tidak mampu yang tidak mendapatkan kartu untuk kesehatan ini.
“Ukuran mampu tidak mampu memang relatif, tapi banyak yang keadaan perekonomiannya dibawah penerima kartu, justru tidak menerima kartu ini,” ujar Soemedi.
Soemedi mencontohkan beberapa hal yang ditemui hingga akhirnya Ketua RT dan RW memutuskan mengembalikan kartu tersebut.
“Bu Darni, bertahun-tahun memegang kartu Jamkesmas, beliau janda tua, hidup seorang diri, tidak bekerja tapi tidak dapat KIS,” ujarnya
Ada juga warga tidak mampu yang sudah bertahun-tahun tidak dapat jamkesmas, jika berobat harus membawa surat keterangan tidak mampu, juga tidak mendapatkan KIS. Permasalahan penerima satu keluarga dalam satu kartu keluarga yang sama namun tidak mendapatkan keseluruhan.
“Yang dapat hanya anak-anaknya saja, ayah, ibu dan neneknya tidak dapat,” ujarnya.
Bahkan ada warga yang sudah meninggal dunia cukup lama, bahkan rumahnya sudah dijual malah mendapatkan KIS.
“Kita sudah sangat sering dimintai kelurahan untuk memvalidasi data penduduk, namun data yang kita setorkan seolah tidak ada artinya, tetap tidak berubah data yang lama,” kata Soemedi.
Ditempat terpisah Eko Suhartono, Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja menjelaskan bahwa di Kota Batu ada sekitar kurang lebih 30 ribu penerima KIS, sedangkan yang sudah diverifikasi baru sekitar 20 ribu.
“Yang baru diserahkan berjumlah kurang lebih 18 ribu penerima, bisa jadi yang belum menerima, kartunya masih diverifikasi,” ujar Eko.
Dalam kesempatan itu Eko meminta agar pihak desa dan kelurahan lebih proaktif untuk melaporkan kembali warga yang meninggal dunia, pindah dan dianggap sudah mampu. RT dan RW juga boleh mengusulkan warga tidak mampu yang belum terdata melalui Dinsos. (adi Wiyono).