JEMBER, Selasa (01 Agustus 2017) suaraindonesia-news.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember menyampaikan laporan resmi statistik inflasi dimana Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikatornya, Selasa (1/8).
Pada Juli 2017, tingkat inflasi Kabupaten Jember tercatat 0,07% menurun dari yang sebelumnya di Bulan Juni sebesar 0,44%.
Hal itu ditunjukkan oleh kenaikan indeks harga konsumen dari Bulan Juni 2017 sebesar 125,78 persen menjadi 125,87 persen di Bulan Juli 2017.
“Dari 8 Kota IHK di Provinsi Jawa Timur, 6 kota mengalami inflasi, sisanya deflasi,” urai Kepala BPS Jember, Indriya Purwaningsih.
Untuk wilayah Jawa Timur, Juli 2017, inflasi tertinggi ditempati oleh Malang sebesar 0,30%, inflasi terendah ditempati oleh Jember sebesar 0,07%; Baca Juga: Bandara Notohadinegoro Jember Tambah Maskapai Baru
“Sedangkan deflasi tertinggi ditempati oleh Kediri sebesar 0,11%, dan terendah ditempati oleh Probolinggo sebesar 0,07%,” imbuhnya.
Adapun komoditas yang menyumbang terhadap inflasi di Jember ini adalah bahan bakar rumah tangga, garam, telur ayam ras, cumi-cumi, beras, pindang asin, jagung muda, udang basah, apel dan ikan asin belah. Dalam tingkat nasional, inflasi di Jember berada di urutan 52.
“Dari 82 kota IHK nasional, 59 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi, Jember sendiri inflasinya nomer 52,” tambah Indriya.
Setidaknya ada 5 kota yang masuk nominasi inflasi tertinggi nasional, diantaranya pertama, Kota Bau-Bau sebesar 2,44 %, diikuti Kota Tual sebesar 2,29 %, Kota Makassar sebesar 1,05%, Kota Gorontalo sebesar 1,03 % dan terakhir Kota Cirebon sebesar 0,94%.
Untuk 5 nominasi deflasi secara nasional, tertinggi ditempati oleh Kota Merauke sebesar 1,50%, disusul Kota Jayapura sebesar 1,13%, lalu Kota Balikpapan sebesar 0,52%, Kota Padangsidempuan sebesar 0,50 %, dan Kota Cilacap sebesar 0,44%. (Guntur)