Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
EkonomiRegionalTeknologi

Blora dan Kemendes PDTT Kerjasama Ternak Ayam Jawa Super

Avatar of admin
×

Blora dan Kemendes PDTT Kerjasama Ternak Ayam Jawa Super

Sebarkan artikel ini
aaasss 1
Wakil Bupati Blora, H. Arief Rohman saat meninjau lokasi ayam Jawa Super di salah satu rumah penduduk Desa Gadu, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah.

BLORA, Senin (18/03/2019) suaraindonesia-news.com – Budidaya ternak ayam Jawa Super. Kerja sama kementerian Desa pembangunan dan daerah tertinggal dan transmigrasi RI (KemendesPDTT) dengan Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta.

Anggota peserta tersebut berasal Dari 3 Desa yakni, Desa Gadu, Desa Sambong dan Desa Temengeng. Dengan peserta masing-masing 10 orang. Pelatihan dipusatkan di Balai Desa Gadu. Selama 5 hari kedepan, peserta akan dilatih budidaya. Setelah selesai akan diberikan setimulan berupa bibit, pakan dan vaksin.

Sementara Wakil Bupati Blora, H. Arif Rohman menyampaikan pelatihan itu sebagai bentuk upaya penanggulangan kemiskinan. Selain itu, sebagai upaya pendukung produk unggulan kawasan perdesaan (Prukades) di Kabupaten Blora. Mengingat, Blora berpotensi untuk dikembangkan peternakan ayam.

Baca Juga :  Bertepatan Dengan Hari Lahirnya Pancasila, Dandim 1206/PSB Bersama Forkopimda Meriahkan Hari Jadi Kabupaten Kapuas Hulu Ke 127

Baca Juga: Kementerian ESDM Berikan Program Sertifikasi Industri SMK Migas Cepu

“Kedepan harapan Kabupaten Blora terwujud dalam pengembangan ayam jawa super ini,” ungkapnya.

Lanjutnya, bahwa pelatihan budidaya ayam jawa super itu telah dilaksanakan dua kali berturut-turut. Tahun 2017 dan tahun 2018 di pondok pesantren An-Nur Desa Sendangwungu Kecamatan Banjarejo. “Katiga kali ini dilaksanakan di Desa Gadu,” katanya.

Sementara Herry Salugu, Kepala Bidang Penyelanggaraan BBLM Yogyakarta, menyampaikan, dalam pemberian pelatihan selalu bersinergi dengan pemerintah.

Baca Juga :  Sikapi Carut Marut Kampus, Mahasiswa Unija Demo Rektorat

“Kami tetap bersinergi dengan pemerintah untuk menempatkan pelatihan di wilayah prioritas,” jelasnya.

Setelah pelatihan selesai, kata dia, diserahkan kepada pemerintah untuk dilakukan pembinaan. “Karena tugas kami hanya memberikan pelatihan,” tuturnya.

Dia mengaku, masih kesulitan untuk mengetahui secara riil tingkat keberhasilan di tingkat masyarakat. Hal itu lantaran adanya batasan program pada tingkat pelatihan.

“Kalau sampai pengembangan dan pemasaran, itu ada program lain,” pungkasnya.

Reporter : Lukman
Editor : Amin
Publosher : Imam