Berdalih Membangun Makam Raja "Di Duga Pemko Langsa Terbitkan Proyek Fiktif" - Suara Indonesia
Example floating
Example floating

Berdalih Membangun Makam Raja “Di Duga Pemko Langsa Terbitkan Proyek Fiktif”

×

Berdalih Membangun Makam Raja “Di Duga Pemko Langsa Terbitkan Proyek Fiktif”

Sebarkan artikel ini
dalih
Pembangunan makam raja Langsa

LANGSA-Aceh, Suara Indonesia-News.Com – Pemerintah Kota Langsa dinilai telah melakukan pembohongan publik dengan membangun proyek pengadaan bangunan bersejarah makam raja Langsa (Pembangunan makam raja Langsa) yang dikelola Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata di Gampong Baroh, Kecamatan Langsa Lama yang merupakan proyek fiktif-red. Sementara pemugaran makam tersebut belum tentu keabsahannya , Atau makam seorang Rajan Langas(15/10).

Pantauan wartawan, Proyek dengan nilai kontrak Rp454.400.000 yang bersumber dari dana APBK Kota Langsa Tahun Anggaran 2014 yang dikerjakan CV Saudagar Tamiang mulai dikerjakan 13 Agustus 2014, akan berakhir 10 November 2014 <calendar:T2:10 November 2014> . Fiktifnya proyek tersebut, dinyatakan banyak kalangan warga dan masyarakat bahwa pemugaran itu terkesan diada-adakan, bukan merupakan makam seorang raja Langsa yang sebenarnya tidak ada.

Saat ini, proyek tersebut sedang berlangsung yang telah diselesaikan kamar mandi dan tiang-tiang balok mengelilingi makam tersebut. Sementara, dalam lingkup makam itu ada dua empat batu nisan saling berhadap-hadapan yang tidak memiliki nama.

Menurut Imum Chik Gampong Baroh, Kecamatan Langsa Lama, Tgk M Yusuf KL, 80, yang tinggal di Gampong Baroh sejak tahun 1960 mengaku belum pernah tahu dan dengar ada makam Raja Langsa di Gampong Baroh. “Soal adanya pemugaran makam yang di katakan Raja Langsa ,
saya tidak pernah tahu dan dengar, apalagi diberitahu kalau ada makam seorang raja di gampong ini,” jelasnya.

Yusuf  menegaskan lagi, Setau kami tidak ada makam Raja Langsa di Gampong Baroh, yang ada makam pahlawan pejuang Kapten Lidan di masa tahun 1945 pada masa agresi Belanda.

Baca Juga :  Gegara Barang Haram Ini, Salah Satu Warga Batu Putih Diciduk Anggota Polres Sumenep

Lebih jauh di katannya, sejak menjabat menjadi Imum Chik Gampong Baroh pada tahun 1993 hingga kini, yang saya ketetahui ada makam para keturunan keluarga Ampon (Hulubalang) yang didapat informasi bahwa akan ada pemugaran makan keluarga Ampon dari para keluarga keturunan Ampon sendiri. Bukannya makam Raja Langsa.

“Apalagi, sebagai orang yang dituakan di gampong saya tak pernah mendengar cerita ada atau pernah tahu ada makan Raja Langsa di gampong ini,” urainya.

Saat disinggung tentang kisah Sultan Malelo keturunan Raja dari Minangkabau, Pagaruyung, Yusuf mengaku pernah mendengar kisah itu. Menurutnya, Sultan Malelo punya hubungan persahabatan dengan salah seorang Sultan Aceh yang terakhir. Pada saat itu, Sultan Aceh yang terakhir tersebut pernah mengutarkan kepada Sultan Malelo, akan ku hadiahkan satu tempat yang bagus untuk kalian kelak. Dan masih menurut kisah itu, Sultan Malelo tersebut diwafatkan di daerah Tamiang.

Sementara, Kepala Lorong Dusun Pendidikan, Gampong Baroh, Kecamatan Langsa Lama, M Syafii yang ditemui wartawan menuturkan bahwa makam yang dipugar itu bukan Raja tapi Datu. “Saya tidak tahu persis kalau ini merupakan tempat bersemayamnya Raja Langsa,” tandasnya sambil menyatakan berulang-ulang bahwa itu bukan makan Raja Langsa.

Sedangkan Cicik Setiawan, 50, warga Gampong Baroh saat ditemui wartawan juga mengaku, tidak pernah dengar ada sebuah kerajaan yang pernah berdiri di Gampong Baroh. “Seingat saya tidak pernah ada makam Raja Langsa di daerah ini,” tandasnya sambil berlalu.

Baca Juga :  Satlantas Polres Sumenep Galakkan 'Ayo Pakai Masker'

Sementara sebelumnya, tim peneliti sejarah Langsa Drs Rachmatsyah, MPd yang dikonfirmasi wartawan via telepon selularnya sebelumnya menyatakan, makam yang sekarang ini patut diduga merupakan awal terbentuknya sejarah di Langsa. Soal makam tersebut, kita sendiri sebagai tim belum bisa memastikan itu sebagai makam Raja Langsa.

“Untuk memastikan itu, perlu kajian arkeologi, tidak sembarangan menentukan itu sebagai tempat makam Raja Langsa. Harus terlebih dahulu dilihat batu-batu yang berada di sekitar makam, baik itu batu nisannya dan lain-lain,” katanya.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata, Syafrizal yang dikonfirmasi wartawan terkait makam tersebut mengaku tidak mengetahui proyek tersebut apa itu makam raja Langsa atau tidak.

Menurutnya, proyek itu sebelumnya sudah diusulkan sebelum dirinya menduduki jabatan Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata. “Saya hanya tinggal menjalankan saja, karena semuanya sudah lengkap, baik itu DID-nya, rencana kerja dan pendanaanya. Yang jadi permasalahan jika proyek itu tidak dikerjakan,” tandasnya.

Kemudian, terang Syafrizal lagi, menyangkut makam tersebut makam Raja Langsa atau bukan itu bukan kewenangan saya. Karena sudah ada tim yang sejak dua tahun menelusuri permasalahan sejarah Langsa. “Seharusnya, tim tersebut sudah melakukan upaya-upaya pembuktian benar atau tidak itu makam Raja Langsa. Tapi, jika tim sejarah Langsa sendiri belum bisa memastikan itu makam siapa, saya no comment,” pungkasnya lagi.(PR)