Reporrter: Wafa/Dev
Lamongan, Selasa, (31/01/2017) suaraindonesia-news.com – Ketakutan warga dengan amblesnya proyek yang saat ini masih dalam pemeliharan bakal menelan korban, akhirnya kini menjadi kenyataan. Sebuah proyek jembatan dengan anggaran dari dana APBD Kabupaten Lamongan senilai Rp. 3 miliar, yang berada di wilayah Kecamatan Bluluk Lamongan menjadi penyebab tergulingnya sebuah truk lantaran terjerembab di jembatan tersebut, senin dini hari (30/01/2017).
Tragis memang, meski sudah beberapa hari proyek jembatan ini ambles belum nampak adanya upaya dari kontraktor yang dimenangkan oleh PT. Profil Mas milik Kontraktor ternama H. Doto untuk memperbaiki. Akibatnya sebuah truk bernopol B 9097 FYV terguling.
Kejadian nahas ini bermula, ketika truk tersebut melaju dengan kecepatan di bawah 40 km/jam. Ketika berada di jembatan tersebut, tiba-tiba truk terguling.
“Truk saat itu jalan pelan. Entah karana kondisi jalanan yang gelap, ditambah lagi jalannya rusak akibat jembatan yang masih dalam masa pemeliharaan ambles sehingga truk begitu saja terjerembab dan terguling,” ungkap Parno.
Salah satu warga yang saat itu menyaksikan di lokasi kejadian. Itulah yang disesalkan oleh warga, lanjut Parno. Bagaimana tanggung jawab kontraktor yang membiarkan jalan di jembatan ini ambles sehingga menelan korban. Mestinya, kerusakan ini harus segera diperbaiki karena masih dalam masa pemeliharaan.
“Apakah kondisi ini akan terus dibiarkan sambil menunggu korban terus berjatuhan,” imbuhnya.
Jika kondisinya sudah seperti ini, lantas bagaimana peran Inspektorat Kabupaten Lamongan serta Komisi C DPRD Kabupaten Lamongan. Pasalnya, proyek semacam ini tidak hanya terjadi di jembatan yang berada di Kecamatan Bluluk saja, namun sejumlah proyek saat ini nampak amburadul dan terkesan asal-asalan dalam pelaksanaan.
“Apakah pihak terkait seperti Inspektorat dan DPRD Lamongan hanya sebagai macan ompong yang hanya bisa berkoar tanpa ada realisasinya. Yang lebih ditakutkan lagi, jika dalam kasus seperti ini telah ada kesepakatan di balik tangan sehingga sebesar apapun kesalahan kontraktor tidak ada tindakan tegas ataupun sanksi bagi mereka,” gerutu Parno.
Parno menambahkan, jika hal ini tidak bisa terus dibiarkan. Jika para kontraktor sudah tidak ada lagi keseriusan untuk melaksanakan pekerjaan maka rakyatlah yang akan menanggung akibatnya.
“Janganlah setiap kegiatan selalu berdalih untuk kepentingan rakyat padahal ujung-ujungnya adalah untuk memupuk kekayaan sendiri dengan mempermainkan setiap pekerjaan,” pungkasnya.













